TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 27 warga negara Indonesia (WNI) di Yaman tiba di Tanah Air dengan menggunakan maskapai Yaman Airways dengan nomor penerbangan IY 862.
"Seluruhnya diterbangkan dari Bandar Udara Internasional Sana'a, Yaman dan direncanakan tiba di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta pada Kamis, 5 Februari 2015 pukul 11.40 WIB," kata Kementerian Luar Negeri RI dalam rilis yang diterima Tempo, Kamis 5 Februari 2015.
Seluruh WNI yang dipulangkan itu merupakan pelajar, santri dan mahasiswa beserta keluarga mereka. Di Yaman mereka menuntut ilmu pengetahuan Arab dan Islam di berbagai perguruan tinggi dan pondok pesantren di kota Sana'a, Mabar, dan Mukalla.
Setiba di Tanah Air, Kementerian bekerja sama dengan pemerintah daerah terkait memfasilitasi kepulangan mereka ke daerah asal masing-masing, yakni Aceh, Medan, Solo, Lombok, Kendari, Manado, Bandar Lampung, Tarakan dan Manokwari.
Menurut Kementerian, evakuasi masih bersifat sukarela dan terlaksana atas kerja sama antara KBRI Sana'a dengan otoritas terkait di Yaman.
KBRI Sana'a hingga saat ini masih melakukan kegiatan operasional secara normal, termasuk memberikan pelayanan dan perlindungan terhadap WNI di Yaman.
Seiring dengan belum terciptanya situasi keamanan yang kondusif di beberapa kota di Yaman, KBRI Sana'a masih terus menerima permintaan evakuasi dari WNI.
Pada tahap pertama, pemerintah telah mengevakuasi 20 WNI dari Yaman. Mereka tiba di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta pada Minggu 1 Maret lalu dengan menggunakan penerbangan Yaman Air.
KBRI Sana'a memperkirakan jumlah WNI di Yaman berjumlah lebih dari 4.159 orang. Mereka terdiri atas 2.626 mahasiswa/santri, 1.488 buruh migran, dan 45 staf KBRI beserta keluarga. Mereka tersebar di berbagai kota di Yaman, seperti Mukalla, Tarim, Hodaidah, Aden dan Zabid.
Pemerintah Indonesia tidak berencana untuk menutup kedutaaan besarnya di Sana'a seperti yang dilakukan beberapa negara Barat dan Timur Tengah.
"Pemerintah RI hingga saat ini tidak memiliki rencana untuk mengurangi aktivitas, apalagi menghentikan operasional KBRI Sana'a. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa pelayanan dan perlindungan WNI di Yaman dapat berjalan dengan baik, terkoordinasi, dan terukur serta sejalan dengan langkah perlindungan WNI sebagai prioritas politik luar negeri Pemerintah RI," kata Kementerian dalam rilisnya beberapa waktu lalu.
"Sebagai negara sahabat dekat, Indonesia meyakini kondisi keamanan di Yaman dapat kembali kondusif dan stabil serta berharap otoritas setempat dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan perlindungan bagi seluruh warga di Yaman, termasuk warga negara asing," kata Kementerian.
NATALIA SANTI
Berita terkait
Yaman Merugi Rp 700 Triliun Akibat Perang
26 Maret 2019
Yaman menderita kerugian US$ 50 miliar atau Rp 708 triliun sejak perang Yaman pecah pada wal 2015 silam.
Baca SelengkapnyaNGO Ungkap Korban Tewas Yaman 6 Kali Lebih Banyak dari Rilis PBB
15 Desember 2018
Organisasi non-pemerintah ACLED mengungkapkan korban tewas di Yaman enam kali lebih tinggi daripada data yang dirilis oleh PBB.
Baca SelengkapnyaPresiden Yaman, Hadi Perintahkan Pasukannya Serang Milisi Houthi
5 Desember 2017
Presiden Yaman, Hadi perintahkan pasukannya serang milisi Houthi di Sanaa dan janjikan pengampunan bagi yang keluar dari Houthi.
Baca SelengkapnyaHouthi Ambil Alih Ibukota Yaman Setelah Bunuh Eks Presiden
5 Desember 2017
Milisi Houthi mengumumkan pengambilalihan Sanaa, ibukota Yaman beberapa jam setelah kematian eks presiden Yaman Ali Abdullah Saleh,
Baca SelengkapnyaSerangan Udara Saudi Menyasar Hotel di Yaman, 60 Tewas
24 Agustus 2017
Sedikitnya 60 orang tewas akibat serangan udara koalisi Arab Saudi yang menyasar sebuah hotel di Arhab, Yaman
Baca SelengkapnyaArab Saudi Kerahkan Pasukan ke Aden Yaman
20 Agustus 2017
Sejumlah pejabat Yaman yang pro bekas presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi mengklaim bahwa Arab Saudi telah mengerahkan pasukan ke Aden, Yaman.
Baca SelengkapnyaPalang Merah Internasional Desak Saudi Hentikan Perang di Yaman
29 Juli 2017
Presiden Komite Palang Merah Internasional (ICRC), Peter Maurer, mendesak Arab Saudi dan koalisinya mengakhiri perang di Yaman
Baca SelengkapnyaDalam Dua Pekan, 51 Warga Yaman Tewas Akibat Kolera
12 Mei 2017
Wabah kolera yang merebak di wilayah konflik Yaman selama dua pekan terakhir telah merenggut 51 nyawa warga.
Baca SelengkapnyaRekrut Milisi Baru, Al Qaeda Bikin Kuis Berhadiah Senapan AK47
12 Mei 2017
Berupaya merekrut milisi baru di Yaman, kelompok radikal Al Qaeda menggelar kuis berhadiah menarik, mulai dari senapan AK47 hingga laptop
Baca SelengkapnyaPeringati Dua Tahun Perang, Puluhan Ribu Warga Yaman Unjuk Rasa
27 Maret 2017
Puluhan ribu warga Yaman berunjuk rasa di ibu kota Sanaa untuk
memperingati dua tahun perang yang berkecamuk di negara paling
miskin di wilayah Arab