Andrej Pejic membawakan gaun di peragaan busana Rosa Clara Barcelona Bridal Week 2012 di Spanyol, 8 Mei 2012, atau dua tahun sebelum menjalani operasi. Setelah berubah menjadi wanita, ia mengganti namanya menjadi Andreja Pejic. Europa Press/Europa Press via Getty Images
TEMPO.CO, Inggris - Sejak semalam hingga hari ini, dunia maya diramaikan oleh perdebatan warna gaun. Semua bermula ketika pengguna media sosial Tumblr dengan nama akun Swiked mengunggah foto sebuah gaun dan bertanya pada orang-orang tentang warna gaun itu.
Seperti dilaporkan Mirror, Jumat, 27 Februari 2015, dia menulis, "Teman-teman, tolong bantu saya. Warna gaun ini putih dan emas atau biru dan hitam? Saya dan teman saya tidak bisa sepakat." Banyak netizen angkat bicara. Bahkan para artis pun urun pendapat.
Pasangan selebritas Kim Kardhasian dan Kanye West juga ikut berdebat dan berbeda pendapat. "Apa warna gaun ini? Saya melihatnya putih dan emas. Kanye melihatnya hitam dan biru. Siapa yang buta warna?" kata Kim melalui akun Twitter-nya.
Penyanyi Taylor Swift juga ikut pusing. "Saya tidak mengerti perdebatan gaun aneh ini, sepertinya ini tipuan. Saya bingung dan takut. NB: itu jelas biru dan hitam," kata pelantun lagu Blank Space tersebut melalui Twitter dia.
Justin Bieber turut terbawa dalam debat ini. Dia sependapat dengan Swift. "Jika semua orang bertanya, saya melihat biru dan hitam." Akun peranti lunak Adobe pun sumbang pendapat. Akun @Adobe mengunggah foto gaun berwarna biru dan hitam.
Belakangan terkuak bahwa foto gaun itu adalah ilusi optik. Warna aslinya biru dan hitam. Hanya saja, otak manusia memutuskan warna sesuatu dengan memasukkan cahaya dari objek dan membuang cahaya di sekeliling objek. Jadi, warna gaun berkaitan dengan warna objek lain di sekitarnya.
Dalam foto gaun yang menjadi perdebatan itu, warna sekelilingnya bercampur aduk sehingga otak tidak bisa menentukan warna pasti. Mereka yang melihat warna sekeliling gelap, cenderung melihat warna biru di gaun itu sebagai putih dan warna hitam sebagai emas.
Perdebatan ini membuat Jay Neitz, ilmuan syaraf dari Universitas Washington pusing. "Saya telah mempelajari perbedaan cara pandang individu terhadap warna selama 30 tahun dan ini adalah perbedaan terbesar yang pernah saya lihat," katanya.
