Gadis remaja berdoa di samping patung pasir yang diciptakan seniman pasir India Sudarshan Patnaik untuk para penumpang dan awak kapal yang hilang dalam penerbangan MH370 Malaysia Airlines, di pantai Puri, Odisha, India (25/3). REUTERS/Stringer
TEMPO.CO, Jakarta - Walau terkendala cuaca buruk dan gelombang tinggi, pencarian korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di Selat Karimata terus mengalami kemajuan.
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya F.H. Bambang Soelistyo mengatakan hingga hari kelima pencarian, timnya terus berusaha menemukan korban di perairan Karimata, dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
“Total jenazah, sudah ditemukan, saya pastikan jumlahnya ada 9 jenazah," katanya pada konferensi pers di kantornya pada 1 Januari 2015. (Baca: 2-Korban-Air-Asia-Dievakuasi-Total-9-Jasad)
Basarnas amat cepat menangani tragedi pesawat AirAsia--membawa 155 penumpang dan 7 kru--yang hilang kontak pada Ahad pagi, 28 Desember 2014. Bahkan pada hari ketiga, tim SAR telah menemukan barang milik penumpang atau kru di antaranya bubur bayi dan koper.
Menurut Curt Lewis, Presiden Curt Lewis & Associates, sebuah lembaga konsultan keselamatan penerbangan dan investigasi kecelakaan di Texas, Amerika Serikat, pemerintah Indonesia mungkin telah belajar dari kesalahan negara tetangga.
“Pemerintah Indonesia dan AirAsia telah merespons lebih cepat dan memberikan informasi lebih akurat bagi keluarga korban dan media dibandingkan dengan kasus kecelakaan di Malaysia," kata Curt Lewis kepada Bloomberg seperti dikutip oleh Malaymail Online edisi 31 Desember.
Pendapat senada disampaikan oleh pengamat militer Singapura, Richard Bitzinger. "Orang-orang Indonesia tampaknya telah bereaksi lebih cepat, lebih semangat, dan lebih terbuka terhadap dukungan internasional dibanding Malaysia," katanya kepada Bloomberg.
Walaupun kasusnya agak berbeda, mereka berupaya membandingkan proses pencarian AirAsia QZ8501 dengan MH370, pesawat milik maskapai Malaysia Airline yang hilang kontak pada 8 Maret 2014 dalam perjalanan dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Pesawat yang membawa 239 orang itu hingga sekarang belum ditemukan.
Pesawat Korean Air dan Cathay Pacific Bertabrakan Sayap di Bandara Jepang
17 Januari 2024
Pesawat Korean Air dan Cathay Pacific Bertabrakan Sayap di Bandara Jepang
Pesawat Korean Air menabrak pesawat Cathay Pacific yang kosong saat sedang meluncur di bandara Jepang yang dilanda salju. Sayap pesawat Korean Air rusak.