TEMPO.CO, New York - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam sidang, Selasa malam, 30 Desember 2014, waktu setempat, menolak resolusi negara Palestina. Selain menolak resolusi itu, PBB meminta Palestina berdamai dengan Israel dan pengakhiran pendudukan Israel atas tanah Palestina pada 2017. Resolusi yang diusulkan Yordania dan didukung negara-negara Arab tersebut gagal mengumpulkan minimum sembilan suara "Ya" saat pemungutan suara di Dewan Keamanan.
Dukungan terhadap negara Palestina diperoleh dari delapan negara, termasuk Rusia dan Prancis. Adapun yang menolak dua negara, yakni Amerika Serikat dan Australia. Sedangkan lima peserta sidang lain menyatakan abstain.
Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, mengkritik hasil sidang tersebut sebagai sebuah kegagalan badan dunia dalam pemungutan suara. "Dewan Keamanan, sekali lagi, gagal dalam mengemban tugas," ucap Mansour di depan para wartawan di New York, Selasa, 30 Desember 2014.
Seusai pemungutan suara, AS, sekutu paling dekat Israel, menyatakan sikapnya bahwa negaranya menentang keras draf resolusi tersebut. Duta Besar AS untuk PBB, Samantha Power, mengatakan resolusi itu merusak upaya berdirinya dua negara untuk dua masyarakat.
"Hal ini sangat tidak seimbang dan mengandung banyak unsur yang tidak kondusif untuk negosiasi di antara berbagai pihak, termasuk tenggat yang tidak konstruktif karena tidak memperhatikan masalah keamanan Israel," ujar Power.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Baca juga:
Pembunuh Bersenjata Bom Ikan Resahkan Lumajang
Malam Tahun Baru di DKI, Lokasi Ini Rawan Tawuran
Premium Turun, Begini Formula Penetapan Harganya
Kenapa Ruang Ini Jadi Crisis Center Air Asia?