TEMPO.CO, Moskow - Situs whistleblower Wikileaks merilis dua dokumen rahasia yang berisi instruksi kepada para agen badan intelijen Amerika Serikat, Central Intelligence Agency (CIA) tentang bagaimana cara terbaik untuk menghindari sistem keamanan global di bandara internasional, termasuk Uni Eropa, saat melakukan misi penyamaran.
Dokumen pertama, September 2011, berisi saran bagaimana bertindak saat menghadapi pemeriksaan kedua di bandara. Pemeriksaan kedua ini berisiko membuka penyamaran sang agen dengan berfokus pada "pengawasan yang signifikan" melalui pencarian menyeluruh dan pertanyaan secara rinci. Panduan ini menekankan pentingnya memiliki "penyamaran yang konsisten, terlatih dengan baik, dan masuk akal."
Sedangkan dokumen kedua, Januari 2012, memberikan gambaran rinci tentang prosedur Kontrol Perbatasan Schengen Uni Eropa (EU Schengen Border Control procedures). Dokumen ini menguraikan langkah-langkah keamanan elektronik, termasuk Sistem Informasi Schengen (SIS) dan basis data sidik jari Eropa EURODAC yang digunakan oleh petugas kontrol perbatasan. Kesalahan dalam langkah-langkah ini dapat menimbulkan ancaman bagi agen yang melakukan misi rahasia.
Penanggung jawab WikiLeaks Julian Assange menjelaskan dokumen-dokumen ini menunjukkan bahwa "di bawah pemerintahan Obama, CIA masih berniat menyusup ke perbatasan Uni Eropa dan melakukan operasi klandestin di negara-negara anggota Uni Eropa."
Dokumen tersebut menunjukkan peningkatan kekhawatiran CIA atas risiko terbukanya penyamaran agennya oleh sistem database biometrik, sistem yang juga didorong pemerintah Amerika Serikat setelah serangan 11 September 2001.
Selain dua dokumen rahasia ini, Jumat, 19 Desember 2014 lalu, WikiLeaks merilis sebuah laporan CIA yang menyatakan bahwa program pembunuhan yang ditargetkan, termasuk serangan drone, mungkin efektif dalam beberapa kasus. Namun dokumen yang sama juga mengingatkan adanya risiko bahwa program itu bisa menjadi bumerang. Sebagai contoh, serangan yang ditargetkan dapat mendorong penduduk lokal untuk bersimpati kepada pemberontak atau lebih meradikalisasi militan yang tersisa.
Russia Today | Abdul Manan
Berita Lainnya
PM Australia Rombak Kabinet
Wanita Ini Sembunyikan Jasad Suami di Parsel Natal
Jadi Agen Mossad, Pejabat Mesir Divonis Penjara
Korea Utara Bantah Meretas Studio Film Sony
Debat Kondom di Meja Hijau
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya