Wikileaks Bocorkan Taktik Penyamaran Agen CIA  

Reporter

Editor

Abdul Manan

Senin, 22 Desember 2014 09:21 WIB

Lambang Central Intelligence Agency (CIA), badan intelijen Amerika, yang terdapat di Lobi Markas Besar CIA di Langley. cia.gov

TEMPO.CO, Moskow - Situs whistleblower Wikileaks merilis dua dokumen rahasia yang berisi instruksi kepada para agen badan intelijen Amerika Serikat, Central Intelligence Agency (CIA) tentang bagaimana cara terbaik untuk menghindari sistem keamanan global di bandara internasional, termasuk Uni Eropa, saat melakukan misi penyamaran.

Dokumen pertama, September 2011, berisi saran bagaimana bertindak saat menghadapi pemeriksaan kedua di bandara. Pemeriksaan kedua ini berisiko membuka penyamaran sang agen dengan berfokus pada "pengawasan yang signifikan" melalui pencarian menyeluruh dan pertanyaan secara rinci. Panduan ini menekankan pentingnya memiliki "penyamaran yang konsisten, terlatih dengan baik, dan masuk akal."

Sedangkan dokumen kedua, Januari 2012, memberikan gambaran rinci tentang prosedur Kontrol Perbatasan Schengen Uni Eropa (EU Schengen Border Control procedures). Dokumen ini menguraikan langkah-langkah keamanan elektronik, termasuk Sistem Informasi Schengen (SIS) dan basis data sidik jari Eropa EURODAC yang digunakan oleh petugas kontrol perbatasan. Kesalahan dalam langkah-langkah ini dapat menimbulkan ancaman bagi agen yang melakukan misi rahasia.

Penanggung jawab WikiLeaks Julian Assange menjelaskan dokumen-dokumen ini menunjukkan bahwa "di bawah pemerintahan Obama, CIA masih berniat menyusup ke perbatasan Uni Eropa dan melakukan operasi klandestin di negara-negara anggota Uni Eropa."

Dokumen tersebut menunjukkan peningkatan kekhawatiran CIA atas risiko terbukanya penyamaran agennya oleh sistem database biometrik, sistem yang juga didorong pemerintah Amerika Serikat setelah serangan 11 September 2001.

Selain dua dokumen rahasia ini, Jumat, 19 Desember 2014 lalu, WikiLeaks merilis sebuah laporan CIA yang menyatakan bahwa program pembunuhan yang ditargetkan, termasuk serangan drone, mungkin efektif dalam beberapa kasus. Namun dokumen yang sama juga mengingatkan adanya risiko bahwa program itu bisa menjadi bumerang. Sebagai contoh, serangan yang ditargetkan dapat mendorong penduduk lokal untuk bersimpati kepada pemberontak atau lebih meradikalisasi militan yang tersisa.

Russia Today | Abdul Manan

Berita Lainnya
PM Australia Rombak Kabinet
Wanita Ini Sembunyikan Jasad Suami di Parsel Natal
Jadi Agen Mossad, Pejabat Mesir Divonis Penjara
Korea Utara Bantah Meretas Studio Film Sony
Debat Kondom di Meja Hijau

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya