8 Alasan Teror di Australia Terkait ISIS

Reporter

Senin, 15 Desember 2014 12:09 WIB

ISIS meluncurkan video yang berjudul "Darah Jihad 2" dengan anak-anak berusia sekitar 12-13 tahun berlatih menggunakan senjata AK47. Dalam video ini anak-anak juga diajarkan bela diri serta membuat formasi saat perang. dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Sydney - Aksi teror yang terjadi di Lindt Chocolat Cafe, Sydney Australia, Senin pagi, 15 Desember 2014, menjadi pusat perhatian masyarakat Australia. Teror yang diikuti penyanderaan sekitar 20 orang yang terdiri atas pramusaji dan pengunjung itu langsung dikaitkan dengan aksi terorisme internasional yang dilakukan jaringan teroris Islamic State (ISIS). (Baca: Analisis Bendera 'ISIS' dalam Teror di Kafe Sydney)

Ketakutan Australia terhadap jaringan terorisme Timur Tengah itu berkembang dalam dua pekan terakhir. Ketakutan terhadap ISIS dipertegas dengan meningkatnya pengamanan di sekitar Gedung Parlemen Australia. Berikut ini alasan kenapa ISIS menjadi sesuatu yang menakutkan bagi warga Australia.

1. Bertambahnya Pengikut ISIS
Perdana Menteri Australia Tony Abbott beberapa waktu lalu mengumumkan pemerintah telah membatalkan penerbitan paspor untuk 60 warga Australia yang akan berjuang untuk ISIS di Timur Tengah. Selain yang sudah dibatalkan, saat ini ada 60 warga Australia lainnya sudah berada di Timur Tengah. Mereka tergabung dalam kelompok Jabhat al-Nursa, yang merupakan salah satu jaringan ISIS. (Baca: Tak Ada WNI Jadi Sandera di Lindt Cafe Sydney)

Sedangkan 20 orang lainnya telah kembali dari pertempuran di Irak dan Suriah. Abbot juga menyebutkan, selain yang pergi ke luar negeri, juga ada 100 warga Australia yang tercatat terlibat dalam memberikan pendanaan dan dukungan untuk kelompok ISIS. "Ini adalah angka yang cukup signifikan. Sebab, seperti yang kita lihat, hanya butuh waktu sebentar bagi 1-2 orang untuk melakukan aksi teror yang brutal,” ucap Abbot. (Baca: Tiga Kasus Penyanderaan Tersadis)

2. Teridentifikasinya Tenaga Rekrutmen Lokal
Baru-baru ini pemerintah Australia mengungkap identitas seorang warga Australia yang tercatat sebagai perekrut calon pejuang ISIS di Australia. Dia adalah Mohammad Ali Baryalei, 33 tahun. Baryalei lahir di Afganistan dan pindah ke Australia pada usia 7 tahun. (Baca: Teror Sydney, PM Abbott Yakinkan Warga Australia)

Berdasarkan laporan media lokal, pada waktu muda hubungan Baryalei dengan ayahnya tak berjalan harmonis. Baryalei pernah larut dalam kehidupan malam sampai akhirnya terlibat dalam jaringan Islam radikal. Setelah itu Baryalei aktif dalam menyebarkan paham jihad melalui media sosial dan YouTube, serta merekrut sejumlah pemuda Australia. (Baca: Penyanderaan di Sydney, Jalan dan Stasiun Ditutup)

Pada April 2013, Baryalei melakukan perjalanan ke Timur Tengah dan ikut berperang bersama kelompok al-Qaeda, Jabhat al-Nursa. Setelah itu ia bergabung dengan jaringan teroris Islamic State (ISIS). (Baca: Teror di Sydney, Sandera Histeris dan Menangis)

3. Kematian Dua Pemuda Australia di Suriah
Pemerintah Australia pertama kali mengeluarkan peringatan bagi warganya untuk bepergian ke Suriah pada awal tahun ini. Peringatan itu dikeluarkan setelah beredarnya foto kematian dua warga Australia yang tengah berada di Suriah, yaitu Tyler Casey, 22 tahun, dan istrinya, Amira Karroum, 22 tahun. Mereka terbunuh di Aleppo, Suriah, awal Januari lalu. Keduanya kemudian terdeteksi terlibat dalam jaringan ISIS yang direkrut Baryalei. (Baca: Pria Bersenjata Sandera Pengunjung Kafe di Sydney)

4. Propaganda Media Sosia
l
Dua warga negara Australia, Khaled Sharrouf dan petinju Mohamed Elomar, belakangan aktif mengkampanyekan propaganda gerakan ISIS di media sosial Australia. Selain memuat grafis, mereka juga menampilkan gambar-gambar yang mengejutkan terkait dengan gerakan ISIS. Keduanya mengunggah gambar senjata, mayat-mayat, dan kepala yang terpenggal. Propaganda yang paling mengejutkan ketika Sharrouf mengunggah foto anaknya yang tengah memegang kepala terpenggal.

Selanjutnya: Peningkatan Status Teror dan Pasukan
<!--more-->
5. Peningkatan Status Siaga Teror
Badan Intelijen Australia (ASIO) telah meningkatkan status siaga teror Australia menjadi level tertinggi. Status ini meningkat drastis dibanding 2003, saat status darurat teror pertama kali diterapkan di Australia. Perdana Menteri Tonny Abbot mengatakan peningkatan status teror diberlakukan bukan untuk mengancam kebebasan beragama di Australia. “Ini adalah tentang kejahatan," kata Abbot.

6. Pengerahan Pasukan
Sesuai permintaan Amerika Serikat, Perdana Menteri Tony Abbott telah menyetujui pengiriman 600 personel militer Australia ke Timur Tengah. Namun Abbot memastikan pasukan Australia akan datang untuk misi kemanusian, bukan untuk berperang dengan ISIS. “Australia siap terlibat operasi internasional melawan ISIS tidak hanya untuk rakyat Irak dan Timur Tengah, tetapi untuk seluruh masyarakat dunia, termasuk Australia.”

7. Percobaan Aksi Teror di Brisbane
Pada 18 September lalu, operasi gabungan yang digelar ASIO, Polisi Federal Australia, dan polisi lokal berhasil menggagalkan rencana teror di daerah pinggiran kota di Sydney dan Brisbane. Dalam operasi itu, pasukan keamanan menangkap 15 orang. Salah seorang yang ditangkap, Omarjan Azari, 22 tahun, didakwa mempersiapkan serangan teror di Sydney. Rencananya, dalam aksi teror itu, Azari dan kawan-kawan akan melakukan aksi penggal kepala seorang warga yang dipilih secara acak. Serangan yang sama diduga juga akan dilakukan di Brisbane.

8. Peningkatan Kewenangan Intelijen Australia
Pada Kamis malam pekan lalu, senat Australia mengesahkan rancangan undang-undang yang memberikan akses lebih besar kepada ASIO. Kewenangan baru itu memberikan akses kepada ASIO atas jaringan komputer Australia untuk mendeteksi kegiatan teroris. Pengesahan ini sebagai respons terhadap pemberitaan media Australia yang sangat intens terhadap aksi terorisme. RUU ini juga menyebutkan ancaman penjara hingga 10 tahun bagi wartawan atau sumber anonim yang membocorkan operasi intelijen terkait dengan penuntasan terorisme.


MASHABLE | IRA GUSLINA

Berita terkait

Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota

9 November 2018

Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota

ISIS mengklaim serangan teror di Australia yang menikam tiga orang dan menabrakan mobil di Bourke Street, Melbourne.

Baca Selengkapnya

Teror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil

9 November 2018

Teror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil

Teror di Australia, seorang pria meledakkan mobil dan menusuk pejalan kaki di Melbourne hingga menewaskan satu orang.

Baca Selengkapnya

Etihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris  

2 Agustus 2017

Etihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris  

Maskapai Etihad Airways mengatakan siap bekerja sama dan membantu Kepolisian Federal Australia untuk mengungkap rencana teror di pesawat.

Baca Selengkapnya

Bahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka

1 Agustus 2017

Bahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka

Polisi Australia menemukan sejumlah benda yang diduga bahan pembuat bom dalam penggrebekan di rumah 4 tersangka.

Baca Selengkapnya

Etihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS

1 Agustus 2017

Etihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS

4 pria diduga jaringan ISIS diduga akan meledakkan pesawat Etihad Airways dengan rute Sydney, Australia ke Abu Dhabi.

Baca Selengkapnya

4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney  

1 Agustus 2017

4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney  

Gabungan Polisi Australia menemukan data rencana meledakkan pesawat yang terbang dari Jakarta ke Sydney oleh 4 pria Australia keturunan Libanon.

Baca Selengkapnya

Australia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama

12 Juni 2017

Australia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama

Australia sedang membangun penjara isolasi khusus terpidana teroris yang pertama dan berlokasi di negara bagian New South Wales.

Baca Selengkapnya

Warga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror

17 Mei 2015

Warga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror

Peringatan ini dikeluarkan setelah pengadilan Australia mengadili remaja Inggris usia 14 tahun yang didakwa terlibat kasus teror di acara Anzac Day.

Baca Selengkapnya

Tiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia  

16 Maret 2015

Tiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia  

Australia memperketat pengawasan imigrasi di bandara untuk mencegah warganya bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Baca Selengkapnya

ISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia

9 Maret 2015

ISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia

Pertengahan tahun lalu, Bilardi diketahui membeli tiket sekali jalan ke Istanbul.

Baca Selengkapnya