TEMPO.CO, Washinton - Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengakui metode penyiksaan badan intelijen CIA tergolong brutal dan kontraproduktif. Keterangan tersebut disampaikan Obama untuk menanggapi keluhan para anggota Senat terhadap teknik interogasi CIA.
Menurut Obama, teknik yang digunakan CIA terhadap para pelaku terorisme setelah peristiwa kelabu 11 September 2001 terhadap AS "tidak sesuai dengan nilai-nilai bangsa kita". (Obama Dukung Senat Rilis Laporan Penyiksaan CIA)
Dia menjelaskan kepada jaringan televisi berbahasa Spanyol, Telemundo, "Salah satu hal yang membedakan kita dengan negara-negara lain adalah kita telah membuat kesalahan, namun kita mengakuinya." Menurut dia, pernyataannya bahwa metode tersebut tidak akan diulangi penting untuk diketahui. (Sejarah Interogasi Keras CIA Sejak 2002 Lalu)
Cara-cara brutal dan muslihat CIA, Obama menjelaskan, dijalankan di bawah pemerintahan sebelumnya, yakni George W. Bush. "Cara tersebut dilakukan tergesa-gesa tanpa memikirkan dampaknya."
Sebelumnya, salah seorang anggota Senat AS mengutuk teknik interogasi CIA terhadap orang-orang yang disangka sebagai pelaku serangan teror 9 September 2001.
Dalam laporan setebal 480 yang dilansir pada Selasa, 9 Desember 2014, disebutkan bahwa CIA telah menangkap sekitar 100 orang yang diduga melakukan operasi di AS para periode 2001-2009. Dianne Feinstein, dari Komite Intelijen Senat, mengatakan teknik yang digunakan CIA sangat brutal.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Terpopuler:
7 Fakta Kunci Laporan Senat AS Soal Penyiksaan CIA
Sejarah Interogasi Keras CIA Sejak 2002 lalu
AS Siaga Jelang Publikasi Laporan Penyiksaan CIA
Tahanan CIA Disiksa dan Diancam dengan Bor Listrik
Berita terkait
Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Dilanjutkan di Kairo pada Hari Ini
22 hari lalu
Negosiasi gencatan senjata di Gaza, setelah sekitar setengah tahun pertempuran antara tentara Israel dan Hamas, akan berlangsung hari ini di Kairo
Baca SelengkapnyaIntelijen Militer Rusia Disebut Terkait 'Sindrom Havana', Penyakit Apakah itu?
28 hari lalu
Laporan Insider menyebutkan anggota unit intelijen militer Rusia (GRU) kemungkinan terlibat dalam penyebaran Sindrom Havana.
Baca SelengkapnyaCIA Beri Dana dan Latih Mata-mata Ukraina, Siapa yang Diuntungkan?
26 Februari 2024
CIA mendanai dan melatih mata-mata Ukraina untuk menghadapi Rusia sejak 2014.
Baca SelengkapnyaNetanyahu Temui Direktur CIA dalam Kunjungan Mendadak ke Israel
16 Februari 2024
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan Direktur CIA dalam sebuah kunjungan mendadak ke Israel.
Baca SelengkapnyaPresiden Palestina Desak Hamas Setujui Gencatan Senjata di Gaza
15 Februari 2024
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menekan kelompok pejuang Hamas pada Rabu untuk segera menyetujui kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
Baca SelengkapnyaBos CIA dan Mossad Temui PM Qatar, Kembali Negosiasi Pembebasan Sandera di Gaza
26 Januari 2024
Direktur CIA William Burns akan bertemu kepala Mossad, dan PM Qatar untuk membahas pembebasan sandera Israel di Gaza
Baca SelengkapnyaCIA Rekrut Intel Rusia Lewat Video, Ditawarkan Jadi Mata-mata
24 Januari 2024
Badan intelijen AS, CIA mengedarkan video untuk merekrut anggota dari dinas rahasia Rusia.
Baca SelengkapnyaIntelijen AS Temukan Bukti ISIS Afghanistan di Balik Pengeboman Iran
6 Januari 2024
Penyadapan komunikasi oleh intelijen Amerika Serikat mengkonfirmasi bahwa cabang ISIS berbasis di Afghanistan melakukan dua pemboman di Iran
Baca SelengkapnyaAlexei Navalny Ditahan di Penjara Arktik 'Serigala Kutub'
27 Desember 2023
Politisi oposisi Rusia Alexei Navalny membenarkan keberadaannya di penjara bersalju di atas Lingkaran Arktik.
Baca SelengkapnyaHamas Bersedia Perpanjang Gencatan Senjata Selama Empat Hari Lagi
29 November 2023
Sebuah sumber yang dekat dengan Hamas mengatakan bahwa gerakan tersebut bersedia memperpanjang gencatan senjata Gaza selama empat hari ke depan
Baca Selengkapnya