Inikah Sebab Virus Ebola Belum Ada Penangkalnya?  

Reporter

Rabu, 5 November 2014 10:04 WIB

Ilustrasi ebola. AP/The Mountain Press, Curt Habraken

TEMPO.CO, Jakarta - Virus ebola sudah ada sejak hampir 40 tahun lalu. Namun, hingga saat ini, belum ada vaksin yang berhasil menyembuhkan penyakit yang telah menewaskan hampir 5.000 orang itu. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Margaret Chan menilai tidak tersedianya vaksin ebola adalah hal yang "disengaja".

"Ebola menyerang negara-negara miskin di Afrika. Perusahaan obat dan dokter tidak mau menginvestasikan produk mereka ke pasar di negara yang tidak bisa membayar," ujar Chan, seperti dilaporkan The Independent, Senin, 3 November 2014.

Chan juga menilai, sejak wabah ini semakin para pada Maret lalu, bantuan yang datang ke Afrika masih sangat sedikit. Padahal, tutur Chan, berita ebola ada di setiap media, baik cetak, online, maupun elektronik, di seluruh dunia. "Mereka melihat bahaya ebola setiap hari, tapi mereka masih 'tuli'," kata Chan.

Sementara itu, beberapa bulan terakhir, sudah ada sejumlah vaksin yang tengah diuji coba. Namun, bagi Chan, tetap saja upaya itu terbilang telat karena baru bisa dipakai tahun depan, padahal wabah ini sudah menginfeksi hampir 10.000 orang. (Baca: D-Peptida, Kandidat Kuat untuk Vaksin Ebola)

Vaksin yang paling menjanjikan berasal dari perusahaan obat GlaxoSmithKline dengan nama vaksin ChAd3. Vaksin tersebut sedang diuji di Jenner Institute, Oxford; National Institutes of Health di Maryland, Amerika Serikat; dan Mali. Untuk uji coba ChAd3, organisasi Wellcome Trust, Medical Research Council, serta pemerintah Inggris telah mengucurkan dana hingga Rp 54 miliar.

Uji coba lainnya adalah vaksin VSV yang dikembangkan oleh Badan Kesehatan Masyarakat Kanada di Eropa, Gadon, dan Kenya. Vaksin dengan dana hibah Rp 59 miliar ini menargetkan 800 botol VSV yang siap dikirim ke Afrika Barat untuk melawan ebola.

"Ebola adalah masalah kesehatan masyarakat yang paling serius pada zaman modern ini. Kebutuhan mendesak untuk memperkuat sistem kesehatan ternyata diabaikan oleh masyarakat internasional," ujar Chan. (Baca: Fujifilm Produksi Obat Flu Tangkal Ebola)

Adapun WHO menerima kritik dari sejumlah pengamat kesehatan di dunia. Salah satu penemu ebola, Peter Piot, menilai WHO lambat dalam menanggapi krisis ebola dan tidak kompeten.

RINDU P. HESTYA | THE INDEPENDENT




Berita Terpopuler
3 Jagoan Intel Ini Calon Kuat Kepala BIN
Kata Jokowi, Informasi BIN Sering Meleset
Menteri ESDM Copot Dirjen Migas
Balas Dendam, Ayah Jepit Penis Pemerkosa Anaknya
Mahfud Md. Pernah Bertemu Pengelola @TrioMacan2000

Berita terkait

Tahun Baru 2024 di Gaza, Warga Palestina: Kami Ingin Hidup Seperti Manusia Lainnya

1 Januari 2024

Tahun Baru 2024 di Gaza, Warga Palestina: Kami Ingin Hidup Seperti Manusia Lainnya

Gaza memulai tahun baru 2024 dengan serangan Israel semalam yang menewaskan sedikitnya dua lusin orang

Baca Selengkapnya

Blokir Dua Bandara Tersibuk Amerika Serikat, Puluhan Demonstran Pro-Palestina Ditangkap

28 Desember 2023

Blokir Dua Bandara Tersibuk Amerika Serikat, Puluhan Demonstran Pro-Palestina Ditangkap

Pengunjuk rasa pro-Palestina memblokir lalu lintas di sekitar dua bandara Los Angeles dan Neww York, bandara tersibuk di Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

UNICEF: Serangan Israel di Gaza Membunuh dan Melukai Lebih dari 400 Anak Palestina Setiap Hari

25 Oktober 2023

UNICEF: Serangan Israel di Gaza Membunuh dan Melukai Lebih dari 400 Anak Palestina Setiap Hari

UNICEF mengatakan 2.360 anak-anak tewas, dan 5.364 lainnya terluka menyusul pemboman Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Tema Hari Kesehatan Sedunia 2023, Begini Tantangan WHO Setarakan Layanan Kesehatan

7 April 2023

Tema Hari Kesehatan Sedunia 2023, Begini Tantangan WHO Setarakan Layanan Kesehatan

Selalu diperingati pada 7 April, berdirinya World Health Organization diperingati jadi Hari Kesehatan Sedunia.

Baca Selengkapnya

Pasien Covid-19 Jakarta Naik 735 Orang

20 Juni 2022

Pasien Covid-19 Jakarta Naik 735 Orang

Pasien Covid-19 Jakarta naik lagi sebanyak 735 orang per kemarin.

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta Masuk Kategori Tidak Sehat, 27,4 Kali Pedoman WHO

20 Juni 2022

Kualitas Udara Jakarta Masuk Kategori Tidak Sehat, 27,4 Kali Pedoman WHO

Kualitas udara Jakarta masuk kategori tidak sehat karena konsentrasi PM2.5 saat ini 27,4 kali dari nilai pedoman WHO.

Baca Selengkapnya

Pasien Covid-19 Jakarta Hari Ini Bertambah 314 Orang

11 Juni 2022

Pasien Covid-19 Jakarta Hari Ini Bertambah 314 Orang

Pasien Covid-19 Jakarta hari ini bertambah 314 orang. Hasil ini didapati setelah melakukan tes PCR terhadap 8.057 spesimen.

Baca Selengkapnya

Pekan Kedua Juni, Vaksin Merah Putih Masuk Uji Klinis Fase Ketiga

31 Mei 2022

Pekan Kedua Juni, Vaksin Merah Putih Masuk Uji Klinis Fase Ketiga

Penny menjelaskan penyelesaian tahap uji coba fase ketiga Vaksin Merah Putih bisa lebih cepat dari perkiraan sebelumnnya.

Baca Selengkapnya

Wabah Demam Berdarah Maut Serang Irak, Penderita Tewas Kehabisan Darah

29 Mei 2022

Wabah Demam Berdarah Maut Serang Irak, Penderita Tewas Kehabisan Darah

WHO melaporkan Irak kini tengah menghadapi wabah demam berdarah Krimea-Kongo yang berdampak fatal, dapat menyebabkan penderita tewas kehabisan darah

Baca Selengkapnya

Kasus Hepatitis Akut: Dunia 170 Kasus 1 Meninggal, Indonesia 3 Kasus 3 Meninggal

5 Mei 2022

Kasus Hepatitis Akut: Dunia 170 Kasus 1 Meninggal, Indonesia 3 Kasus 3 Meninggal

World Health Organization atau WHO mempublikasikan penyakit hepatitis akut berat ini sebagai kejadian luar biasa atau KLB.

Baca Selengkapnya