Sejumlah warga terlihat mengenakan aneka macam masker pelindung pada liburan Tahun Baru Cina di Beijing (9-15 Februarai 2013). Hanya 9 dari 37 macam masker ini yang mampu menyaring polutan menurut China Consumers Association. REUTERS/Kim Kyung-Hoon/Files
TEMPO.CO, London - Seorang ilmuwan yang fokus menangani virus ebola memperingatkan bahwa Cina bisa begitu rentan terkena wabah ini mengingat begitu banyak pekerja Cina yang datang dan pergi ke wilayah Afrika Barat. (Baca: Takut Ebola, Korea Utara Larang Wisatawan Datang)
“Kita tidak bisa menghentikan orang-orang untuk bepergian. Pasien-pasien ini bisa muncul di negara mana pun di dunia, tetapi Cina cukup rentan (terhadap virus ini),” ujar Peter Piot, Direktur London School of Hygiene dan Tropical Medicine, seperti dikutip Daily Mail, 30 Oktober 2014.
Meski hal ini tidak bisa dicegah, tutur Piot, Cina harus memiliki standar pengendalian infeksi yang baik. “Di rumah sakit umum di Cina, tingkat pengendalian infeksi sangat rendah,” katanya.
Namun demikian, kontrol penyakit menular di Cina semakin baik setelah mereka berhasil membendung infeksi sindrom saluran pernapasan akut parah (SARS) yang mewabah di Cina pada 2002.
Saat ini wabah ebola telah menginfeksi sekitar 10 ribu orang, sekitar 5.000 ribu orang di antaranya dilaporkan tewas. Tidak hanya menyebar di negara-negara Afrika Barat, ebola juga telah menyerang sejumlah warga Amerika Serikat dan Spanyol. (Baca: Ebola, AS Larang Warga Nigeria Bersekolah) ANINGTIAS JATMIKA | DAILY MAIL
Pengguna Commuterline April 2024 23,5 Juta, H-9 Lebaran Tembus 1 Juta
28 menit lalu
Pengguna Commuterline April 2024 23,5 Juta, H-9 Lebaran Tembus 1 Juta
KAI Commuter mencatat pengguna commuterline sepanjang April 2024 mencapai 23.548.327 orang. Adapun volume pengguna tertinggi selama April tahun ini terjadi pada 1 April atau H-9 lebaran, sebanyak 1.041.750 orang.