Korut Akui Miliki Penjara 'Labour Camps'  

Reporter

Rabu, 22 Oktober 2014 11:39 WIB

Warga Korsel Kim Sung-yoon yang sudah berusia 96 tahun (kiri) bertemu dengan keluarnya yang tinggal di Korut saat bertemu di acara reuni di Diamond Mountain, Korea Utara (20/2). (AP Photo/Yonhap, Lee Ji-eun)

TEMPO.CO, Jakarta - Laporan resmi Komisi Penyelidik Situasi Hak Asasi Manusia Korea Utara yang menyebut jumlah tahanan politik di Korea Utara mencapai 120 ribu orang di empat penjara tapol terbesar negara itu tidak diakui oleh pemerintah Korea Utara. Sebaliknya, negara yang terisolasi dari dunia internasional ini mengaku memiliki tempat tahanan buruh (labour camps) pelaku kriminal.

“Kami tidak punya penjara politik, tapi kami punya labour camps. Kami memberikan sanksi karena kasus melawan kebijakan pemerintah seperti membunuh, memperkosa perempuan, atau anak gadis. Kami masukkan dalam tahanan di labour camp,” kata Duta Besar Republik Demokratik Korea untuk Indonesia Ri Jong- ryul di Kedutaan Besar Korea Utara, Jakarta, Kamis, 16 Oktober 2014. (Baca:Dubes Korut: Terjadi Salah Paham Serius Soal HAM)

Pelaku kejahatan yang dijebloskan ke labour camps, Ri Jong-ryul menjelaskan, telah melalui proses hukum. Jaksa penuntut membawa terdakwa ke pengadilan. Hakim kemudian memutuskan terdakwa masuk ke labour camp. Di sana, setiap pagi pelaku pelanggar hukum mendapat pendidikan dan saat malam hari mereka bekerja. Ini rangkaian kegiatan yang dilakukan setiap narapidana di labour camps. (Baca:Dubes Korut: Kim Jong-Un Sehat, Tidak ada Kudeta)

Sejumlah pelarian dari Korut memberikan kesaksian perihal kekejaman yang mereka alami selama ditempatkan di dalam labour camps. Selain disiksa, mereka mengaku juga menderita kelaparan parah. Beberapa pelarian kemudian menuliskan pengalaman mereka dalam bentuk buku. Buku-buku itu kemudian dipublikasikan. (Baca:Dua Warga KorutBerenang Melintasi Perbatasan)

Namun menurut Ri Jol Ryul, kesaksian warga Korut yang melarikan diri ke Amerika Serikat maupun ke Korea Selatan tidak benar. Para pelarian itu, ujarnya, harus bertahan hidup karena mahalnya biaya hidup di Korea Selatan. Oleh sebab itu, mereka menemui Badan Intelijen Amerika (CIA) untuk memberikan kesaksian dan mendapatkan uang untuk bertahan hidup. “Amerika memanfaatkan mereka.”

MARIA RITA

Baca juga:
Jelang El Clasico, Messi-Neymar Makin Kompak
Selamat Ulang Tahun Arsene Wenger
Puan Maharani, Calon Menko Pembangunan Manusia



Berita terkait

Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

6 Februari 2021

Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

Google mengeluarkan pembaruan keamanan untuk Chrome berupa patch untuk mengatasi kerentanan di peramban tersebut.

Baca Selengkapnya

Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

3 Februari 2021

Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

Ia yakin Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak akan menyerahkan persenjataan nuklirnya.

Baca Selengkapnya

Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

25 Januari 2021

Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

Mantan duta besar Korea Utara untuk Kuwait Ryu Hyun Woo memutuskan kabur ke Korea Selatan bersama keluarganya.

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

20 Januari 2021

Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberlakukan denda atau penjara bagi siapa pun yang ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan atau meniru aksennya.

Baca Selengkapnya

Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

2 Januari 2021

Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

Dalam surat itu, Kim Jong Un mengucapkan terima kasih kepada rakyatnya karena telah mempercayai dan mendukungnya di masa-masa sulit.

Baca Selengkapnya

Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

12 Desember 2020

Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menggelar rapat membahas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korea Utara ini

Baca Selengkapnya

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

2 Desember 2020

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

Korea Utara dikabarkan telah menerima vaksin COVID-19 eksperimental dari Cina. Bahkan, Kim Jong Un dikabarkan sudah memakainya.

Baca Selengkapnya

Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

30 November 2020

Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Para peretas menyamar sebagai perekrut di situs jejaring LinkedIn dan WhatsApp untuk mendekati staf AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

29 November 2020

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

Pemerintah Korea Utara menambah jumlah pos penjagaannya dan membangun tembok pertahanan di perbatasannya guna mencegah masuknya virus corona.

Baca Selengkapnya

Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

23 November 2020

Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

'Karamba' khusus untuk program pelatihan militer mamalia laut seperti lumba-lumba terekam dalam citra satelit Sungai Taedong.

Baca Selengkapnya