Wabah Ebola, Begini Antisipasi Indonesia

Reporter

Minggu, 12 Oktober 2014 21:25 WIB

Seorang pekerja berdiri di depan pintu masuk di mana seorang pasien diisolasi karena diduga mengidap virus Ebola, Jumat 10 Oktober 2014, di Rio de Janeiro, Brasil. Mario Tama/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Kesehatan, Ali Ghufron Mukti mengatakan Kementerian Kesehatan sudah melakukan beberapa tindakan untuk mewaspadai masuknya virus ebola ke Indonesia. "Masyarakat tidak perlu panik terhadap ebola, tapi kita juga tidak bisa anggap enteng," katanya saat dihubungi Tempo, Ahad, 12 Oktober 2014.

Menurut Gufron, pihaknya sudah melakukan beberapa kegiatan untuk mewaspadai masuknya ebola. Pertama, Kementerian Kesehatan sudah melakukan simulasi di beberapa rumah sakit rujukan penanganan ebola. "Simulasi itu dilakukan seperti realita," katanya.

Selanjutnya, selain terdapat beberapa rumah sakit rujukan, ratusan rumah sakit pun sudah melakukan berbagai persiapan bila suatu hal yang tidak diinginkan terjadi. Pada rumah sakit biasa itu, sudah dipersiapkan beberapa laboratorium, petugas laboratorium, serta ruang isolasi untuk melakukan berbagai tes bagi pasien. "Kami juga sudah mengirimkan surat edaran bagi semua dinas kesehatan agar rumah sakit bisa menyiapkan semuanya," katanya. (Baca: Asal Usul Nama Ebola)

Selain itu, kata Gufron, kementerian pun sudah memasang alat thermal scanner (alat pendeteksi suhu tubuh) di beberapa bandara yang menjadi tempat pintu masuk para jemaah haji Indonesia dari tanah suci. "Selain di bandara, kami juga menaruh thermal scanner di asrama haji, tempat jemaah kembali berkumpul sementara," katanya.(Baca: Ini Persamaan Ebola dan HIV)

Beberapa waktu lalu, Kementerian Kesehatan pun sudah bekerja sama dengan Kementerian Hukum dan HAM khususnya bagian imigrasi. Kementerian meminta para petugas imigrasi memberikan tambahan pertanyaan khususnya terkait penyakit ebola. "Sebelum memberi stamp visa, kami minta mereka memberi stamp khusus terkait ebola," kata Gufron.

Menurut Gufron, pertanyaan untuk warga negara asing, khususnya yang berasal dari daerah pandemi seperti 'apakah memiliki keluarga yang terkena kasus ebola'. Selain itu, pertanyaan 'apakah berasal dari daerah pandemi' juga ditanyakannya.

Gufron mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, namun tidak panik. "Indonesia tidak boleh anggap enteng, tapi juga tidak boleh sembrono," katanya mengingatkan.

Wabah ebola yang menyerang Afrika Barat semakin mematikan. Pada Jumat, 10 Oktober 2014, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan jumlah kematian akibat virus ini telah mencapai lebih dari 4.033 jiwa.

Mengutip laporan Associated Press, WHO menyatakan hampir semua korban jiwa, yakni 4.024 jiwa, berasal dari tiga negara yang paling buruk terkena dampak, yaitu Liberia, Sierra Leone, dan Guinea. Sementara itu, delapan orang meninggal di Nigeria dan satu orang di Amerika Serikat.

MITRA TARIGAN


Berita Lain
Golkar Gabung Pemerintah,Fadel Kasihan Pada Jokowi
PAN dan PPP Siap Beri Kursi ke Koalisi Jokowi
Perahu TNI AL Terbalik di NTT, Tiga Tewas
Ini Tokoh Dunia yang Pernah Temui Jokowi

Berita terkait

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

5 jam lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

6 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

6 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

16 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

33 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

34 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

52 hari lalu

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

31 Januari 2024

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.

Baca Selengkapnya

174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

28 Januari 2024

174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

Laporan Kementerian Kesehatan Palestina wilayah Gaza menyebut ada 174 warga Gaza yang gugur dalam serangan Israel yang masih berlanjut

Baca Selengkapnya