Malala Yousafzai berpose dengan buket bunga usai berbicara dalam konferensi pers di Perpustakaan Birmingham, di Birmingham, Inggris, Jumat 10 Oktober 2014, setelah ia dinobatkan sebagai salah satu peraih penghargaan Nobel Kedamaian. Nobel Kedamaian 2014, diberikan kepada Malala Yousafzai dari Pakistan Kailash Satyarthi dari India, karena telah berani mempertaruhkan nyawa mereka bagi hak anak. AP/Rui Vieira
TEMPO.CO , New Delhi - Adalah Kailash Satyarthi, peraih Nobel Perdamaian, selain Malala Yousafzai. Tak seperti Malala yang namanya bagai selebritis yang mendunia, Satyarthi tidak terlalu populer. Namun, di negara asalnya, India, ia menjadi pahlawan bagi anak-anak, terutama yang menjadi korban perbudakan. (Baca: Malala Yousafzai Raih Nobel Perdamaian)
Di bawah naungan lembaga swadaya masyarakat yang didirikannya pada 1980 lalu, Bachpan Bachao Andolan (Misi Penyelamatan Anak), pria berusia 60 tahun ini berhasil membebaskan hampir 80 ribu anak yang menjadi budak di India. (Berita lain: Ini Cerita di Balik Nobel Perdamaian 2014)
Mengutip laporan The New York Times, Unicef, badan PBB yang melindungi hak anak memperkirakan, saat ini ada sekitar 28 juta anak India usia 6-14 tahun menjadi korban perbudakan.
Satyarthi berada di kantornya, di selatan Delhi, saat ia mengetahui dari Twitter bahwa ia memenangkan Nobel Perdamaian tahun ini. Beberapa menit kemudian, ia mendapat telepon dari Komite Nobel yang bermarkas di Norwegia.
“Tentu saja dia senang, tapi tidak ada air mata atau teriakan. Dia sangat rendah hati,” cerita Bahawan, anak Satyarthi, kepada The Guardian.