TEMPO.CO, Aucland - Jangan pernah merekam adegan intim Anda dengan pasangan. Begitu kira-kira pelajaran yang didapat seorang wanita yang tinggal di Auckland, Selandia Baru. Ia menjadi korban pemerasan yang dilakukan mantan kekasihnya, Feng Xiao. Rekaman adegan seks mereka dijadikan Xiao sebagai alat untuk memeras.
New Zealand Herald melaporkan wanita berusia 20 tahun ini menjalin hubungan dengan Xiao setelah mereka bertemu di sebuah tempat kursus bahasa Inggris di Auckland. Mereka kemudian sepakat untuk tinggal bersama di sebuah apartemen.
Pada Desember 2013, keduanya pun putus dan wanita ini pindah dari apartemen tersebut. Beberapa minggu kemudian, Xiao mengirimi pesan yang meminta wanita ini untuk membayar tagihan telepon untuk panggilan ke luar negeri yang tidak diketahui wanita itu.
Wanita ini menolak. Saat itulah Xiao mulai mengancam untuk menyebarkan rekaman video adegan bercinta mereka jika wanita itu tidak memberinya uang sebesar 1400 dolar New Zealand atau setara dengan Rp 13,4 juta dan tidak mau membersihkan apartemennya.
Merasa diperas, wanita ini langsung menghubungi polisi. Ia mengaku memang memberi izin untuk merekam aktivitas bercinta mereka, tetapi tidak untuk disebarluaskan. Dalam pengaduannya ini, wanita tersebut juga mengaku sering mendapat siksaan fisik dari Xiao.
Pria berusia 21 tahun ini pun langsung ditangkap atas tiga tuduhan penyerangan dan pemerasan. Xiao mengaku bersalah dan kemudian diadili di Pengadilan Distrik Auckland pada pertengahan September lalu.
Selandia Baru Akui Hak Hukum Sungai Milik Suku Maori
16 Maret 2017
Selandia Baru Akui Hak Hukum Sungai Milik Suku Maori
Parlemen Selandia Baru memberikan hak hukum yang sama seperti manusia kepada Sungai Whagnganui, sungai sakral yang sangat dihormati masyarakat adat Maori.
Bermata Sipit, Sistem Paspor Online Selandia Baru Menolaknya
9 Desember 2016
Bermata Sipit, Sistem Paspor Online Selandia Baru Menolaknya
Seorang pria kelahiran Taiwan yang merupakan warga Selandia Baru bingung karena sistem aplikasi paspor online menolak aplikasinya lantaran matanya dianggap tidak terbuka.
PM Selandia Baru Puji Pekerja Migran, Kritik Pekerja Lokal
7 September 2016
PM Selandia Baru Puji Pekerja Migran, Kritik Pekerja Lokal
PM Selandia Baru John Key akan mendatangkan lebih banyak pekerja migran karena cara kerjanya lebih baik dibanding pekerja lokal yang pemalas dan pecandu narkoba.