Pelajar dan ekspatriat bersitegang dengan polisi saat demonstrasi pro-demokrasi di Hong Kong, 28 September 2014. Sebelumnya, pendemo pro-demokrasi berkumpul di luar gedung pusat pemerintahan untuk menentang pembatasan reformasi demokratis di Hong Kong. AP/Wally Santana
TEMPO.CO, Hong Kong - Amerika Serikat (AS) meminta Cina agar menahan diri menghadapi pendemo Hong Kong yang semakin banyak dan menghindari kerusuhan. AS, yang menyatakan mendukung para pendemo, menyampaikan keprihatinan yang serius atas masalah yang tengah dihadari Negeri Tirai Bambu itu.
"Saya harap hasil dari aksi massa itu akan segera muncul. Ini adalah masalah yang serius. Kami prihatin dan akan terus fokus melihat perkembangan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki, seperti dilaporkan Reuters, Selasa, 30 September 2014.
Untuk membahas masalah ini lebih dalam, AS mengirimkan Menteri Luar Negeri John Kerry untuk membicarakan hal ini dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi. Mereka dijadwalkan akan bertemu di Gedung Putih hari ini. (Baca: Pendemo Hong Kong Beri Cina Batas Waktu)
"Kerry diharapkan dapat menjelaskan bahwa ke kepala pengesahan eksekutif Hong Kong akan lebih baik jika warga bisa memilih kandidat," kata Psaki.
Setidaknya 80 ribu pendemo Hong Kong telah bergabung dalam aksi protes yang disebut gerakan "revolusi payung", berasal dari cara para pendemo yang menggunakan payung untuk menghindari semprotan merica dan gas air mata dari polisi. Diperkirakan jumlah mereka akan semakin bertambah menyusul hari kemerdekaan Cina yang jatuh pada hari ini. (Baca: Pakai Payung, Pendemo Hong Kong Lanjutkan Aksi)