Menlu Marty: RI Tak Pernah Dilobi AS Soal ISIS  

Reporter

Jumat, 26 September 2014 07:28 WIB

Herve Gourdel (tengah), warga Prancis yang diculik, berlutut di depan militan bertopeng dalam video yang dirilis 24 September 2014. Militan Aljazair telah memenggal Herve Gourdel, yang diculik Ahad lalu dalam rekaman video yang mirip dengan pemenggalan militan ISIS di Irak. REUTERS/SITE Intel Group

TEMPO.CO, New York - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menegaskan, Indonesia tidak pernah dilobi oleh pihak mana pun dalam kaitan dengan isu Negara Islam Irak dan al-Sham (ISIS).

“Tidak pernah. Negara seperti Amerika Serikat dan Rusia sudah tahu kemandirian Indonesia. Kita tidak pernah menjadi negara untuk dilobi soal apa pun juga,” kata Marty menjawab Tempo tentang dukungan Indonesia terhadap Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang baru saja disahkan. “Kita mengambil sikap berdasarkan kepentingan nasional kita sendiri. Tidak pernah mendengar, tidak pernah menerima lobi dari mereka.” (Baca: Rekrut Anak, ISIS Gunakan Game Grand Theft Auto)

Marty, yang ditemui Seusai pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Latvia, Edgards Rinkevics, di gedung Majelis Umum PBB, New York, Kamis, 25 September 2014, menambahkan bahwa pandangan Indonesia mengedepankan penyelesaian komprehensif dalam penanganan ISIS.

“Pandangan Indonesia jelas. Upaya ini harus komprehensif, tidak bisa semata menggunakan pendekatan kekuatan dengan melihat akar permasalahannya, sehingga upaya dari negara-negara tidak menimbulkan masalah baru,” kata Marty. Menurut dia, masalah tersebut juga dibahas dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Latvia, Aljazair, dan Georgia pada hari yang sama.

Indonesia juga menyampaikan keberatan atas penggunaan istilah "fighter" atau pejuang yang disebut dalam resolusi itu. Marty khawatir hal itu akan menjadi semacam pengakuan bahwa mereka adalah pejuang. (Baca: ISIS Ancam Bom Times Square)

“Yang ada adalah teroris bagi kita. Mereka ini tidak ada kewarganegaraannya. Mereka adalah pihak-pihak yang membawa ancaman bagi siapa pun,” kata Marty sembari menyinggung kasus pemenggalan terbaru yang menimpa warga Prancis di Aljazair.

Marty melanjutkan, Indonesia mengedepankan upaya yang inklusif dan komprehensif. Tidak ada negara yang seolah-olah terdepan dalam perang melawan terorisme itu. “Kita semua bersama-sama. Tentu dengan cara-cara seperti yang disampaikan Bapak Presiden kemarin. Intinya, jangan menggunakan kekerasan, kekuatan, tetapi dengan cara-cara kebijakan yang tepat untuk mengatasinya,” kata Marty. (Baca: Paham Ini Jadi Cikal-Bakal ISIS)

Masalah ISIS juga dibahas dalam pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Perdana Menteri Australia Tony Abbott di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB kemarin. Kedua negara sepakat meningkatkan kerja sama pertukaran informasi dan intelijen untuk mengatasi ancaman tersebut. Apalagi, pelaku tindakan teror tersebut berasal dari negara-negara yang memiliki kemudahan bepergian ke Indonesia, seperti negara-negara Barat dan Australia.

“Jangan sampai kita kecolongan, misalnya ada seorang warga Australia yang bermaksud buruk ke negara kita,” kata Marty.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa mengadopsi Resolusi 2178 mengenai pejuang asing (foreign fighters) dalam konferensi tingkat tinggi yang digelar pada Rabu, 24 September 2014. Lebih dari 100 negara anggota PBB menjadi pendukung resolusi itu, termasuk Indonesia. Resolusi itu lolos dengan dukungan 15 anggota Dewan Keamanan PBB. (Baca: ISIS Ancam Bunuh Paus Fransiskus)

Resolusi menekankan bahwa upaya pemberantasan ISIS harus sesuai dengan Piagam PBB, komprehensif dan tidak menggunakan pendekatan kekerasan, dan mengatasi akar permasalahan. Setelah itu, akan ada kerja sama yang konkret dan tukar-menukar informasi tentang pembatasan perjalanan bagi orang-orang yang diduga terlibat dalam masalah ini.



NATALIA SANTI







TERPOPULER
RUU Pilkada, Kubu Jokowi di Ambang Kekalahan
Bendera PKS Dibakar, Jumhur: Massa Marah
Peta RUU Pilkada: Kubu Prabowo 233, Jokowi 237
LBH Jakarta: Ahok Bisa Laporkan FPI

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

10 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

29 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

30 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

38 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

39 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

41 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

41 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

41 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

42 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

42 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya