Seorang anggota komunitas YAYI membawa hasil tulisan kaligrafi Cina di gedung galangan kapal VOC, Jakarta (04/05). (TEMPO/Yosep Arkian)
TEMPO.CO, Beijing - Cina tidak menggunakan alfabet Latin untuk menulis kata-kata. Cina memiliki 85 ribu karakter huruf dengan rata-rata penggunaan 7.000 di antaranya setiap hari. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi, kini remaja Cina mulai kesulitan menulis aksara Cina atau hanzi "secara manual".
"Kemampuan menulis aksara Cina merupakan bagian dari tradisi dan budaya. Namun, kemajuan teknologi modern membuat banyak orang lupa bagaimana menulisnya tanpa bantuan mesin," kata seorang guru kaligrafi Cina, Shen Bin, seperti dilaporkan BBC News, Rabu, 27 Agustus 2014.
Bin menjelaskan, perangkat lunak pada ponsel pintar dan komputer memudahkan pengguna untuk mengetik kata dasar dengan menggunakan huruf Latin. "Mereka mungkin bisa membaca tulisannya, tapi tidak tahu bagaimana cara menulis huruf tersebut dengan tulisan tangan," kata Bin. (Baca: Google Translate Hadirkan Fitur Tulisan Tangan)
Untuk menjaga warisan yang telah ada sejak 8.000 tahun lalu ini, Kementerian Pendidikan Cina pun memberlakukan latihan wajib menulis hanzi kepada anak-anak sekolah. Salah satu sekolah di Beijing, misalnya, mewajibkan siswanya berlatih menulis kaligrafi setiap hari. Mereka menggunakan kertas dan kuas serta tinta hitam untuk menulis.
Saking sulitnya, penulisan huruf hanzi oleh anak-anak juga dijadikan ajang perlombaan dalam acara Character Hero. Acara ini mencari anak-anak yang bisa menulis hanzi dengan cepat dan tepat. Dalam sebuah wawancara, anak-anak mengaku harus belajar berbulan-bulan untuk menghafal cara menulis dengan huruf hanzi dari kamus sebelum mengikuti perlombaan tersebut.
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.