Daun tembakau berembun di ladang Rolesville, North Carolina, Amerika, 13 Agustus 2014. Di Amerika kasus dirawat karena Ebola, pengobatannya gunakan protein yang disebut antibodi untuk membunuh virus Ebola dan sel tubuh yang terinfeksi. (AP/Allen G. Breed)
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang dokter dari Liberia, Abraham Borbor, akhirnya meninggal dunia meskipun sempat diobati dengan obat eksperimen ZMapp. Dia meninggal pada 24 Agustus 2014 setelah keadaannya memburuk lantaran tertular virus Ebola. (Baca: Vaksin Ebola ZMapp Berasal dari Tembakau)
Borbor diberi obat ZMapp bersama tiga orang asal Liberia lainnya. Menteri Penerangan Liberia Lewis Brown mengatakan tiga orang lainnya memperlihatkan kondisi membaik setelah menerima obat tersebut, seperti dilansir dari Daily Mail, Selasa, 26 Agustus 2014. Dua orang Amerika Serikat yang sempat diberi obat tersebut pun, yaitu Dr Kent Brantly dan Nancy Writebol selamat. (Baca: 17 Pasien Ebola yang Kabur Akhirnya Menyerah)
Borbor adalah seorang kepala dokter yang bekerja di rumah sakit terbesar di Monrovia. Dia bekerja di John F. Kennedy Medical Center. Borbor diberi obat ZMapp pada 13 Agustus 2014. (Baca: Warga Liberia Masih Menganggap Wabah Ebola Hoax)
Hingga saat ini, wabah Ebola telah merenggut lebih dari 1.400 nyawa di kawasan Afrika Barat. Penyakit mematikan ini belum memiliki vaksin atau obat yang benar-benar bisa menyembuhkan penderitanya. Ebola bisa menular kepada orang lain melalui kontak dengan cairan tubuh penderita. Karenanya, para petugas medis seperti dokter dan suster menjadi yang paling rentan tertular.
Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus
1 jam lalu
Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.