Panglima Tentara Thailand Jenderal Prayuth Chan-ocha menghadiri upacara inagurasi Dewan Perwakilan Nasional Thailand di Ananta Samakhom Throne Hall, Bangkok, Agustus 2014. REUTERS/Parliament
TEMPO.CO, Bangkok - Badan legislatif sementara yang dibentuk junta militer setelah kudeta Thailand, Majelis Legislatif Nasional (NLA), menunjuk pemimpin junta Jenderal Prayuth Chan-ocha sebagai perdana menteri sementara, Kamis, 21 Agustus 2014.
Prayuth, yang tidak hadir dalam sidang, terpilih sebagai Perdana Menteri Thailand ke-29 secara mutlak dengan 191 suara dari 194 anggota yang hadir. Presiden NLA dan dua deputinya memilih untuk abstain. (Baca juga: Junta Thailand Bentuk Parlemen.) Dia akan resmi menjadi PM Thailand setelah mendapat restu Raja Bhumibol Adulyadej.
Prayuth, yang menghadiri peringatan berdirinya Resimen Infanteri ke-21 Pengawal Ratu di Chonburi, di luar Kota Bangkok, mengatakan tidak tahu dirinya terpilih sebagai perdana menteri. Namun dia menegaskan akan mengalihkan kekuasaan setelah tiga fase sudah tuntas. Tiga fase itu yakni peta jalan rekonsiliasi, pemerintahan sementara untuk mengawasi reformasi, dan pemilu.
“Saya tidak tahu bahwa saya diminta bergabung,” kata Prayuth, seperti dilansir Reuters. “Pertama, saya ingin negara ini maju.”
Militer mengambil alih kekuasaan pada 22 Mei dalam kudeta tak berdarah, menyusul aksi protes enam bulan untuk menggulingkan mantan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra.
Prayuth, 60 tahun, akan pensiun sebagai panglima angkatan bersenjata Thailand pada September mendatang. Namun akan dipertahankan sebagai pemimpin junta yang secara resmi bernama Dewan Nasional bagi Perdamaian dan Ketertiban.
Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin membahas cara mengatasi perpecahan politik dengan pendahulunya Prayuth Chan-ocha, arsitek kudeta 2014 terhadap pemerintahan terakhir Partai Pheu Thai.
Massa di Bangkok Dukung Pita Limjaroenrat Jelang Pemungutan Suara PM Thailand
10 Juli 2023
Massa di Bangkok Dukung Pita Limjaroenrat Jelang Pemungutan Suara PM Thailand
Ratusan pendukung kandidat kuat perdana menteri Thailand Pita Limjaroenrat berunjuk rasa di ibu kota Bangkok menjelang pemungutan suara parlemen untuk kepala pemerintahan baru negara itu.
Thailand Klarifikasi Pertemuan dengan Junta Myanmar: ASEAN Harusnya Terima Kasih
20 Juni 2023
Thailand Klarifikasi Pertemuan dengan Junta Myanmar: ASEAN Harusnya Terima Kasih
Thailand meyakini dialog dengan Junta Myanmar diperlukan untuk melindungi perbatasannya dengan negara yang dilanda perselisihan, bahkan ketika tetangga utama Asia Tenggara atau ASEAN menjauh.