Seorang petugas kesehatan memeriksa salah satu korban virus ebola di dalam tenda pasien di Rumah Sakit Pemerintag Kenema, Kenema, Sierra Leone (11/8). Sierra Leone merupakan salah satu negara terparah dengan total 298 kematian akibat Ebola. AP/ Michael Duff
TEMPO.CO, Monrovia - Pejabat Kesehatan Liberia berhasil menemukan 17 pasien yang diduga terjangkit ebola setelah kabur dari pusat karantina di Monrovia pada Sabtu lalu. Mereka menyerahkan diri ke pusat perawatan di sebuah rumah sakit besar di ibu kota. Kini mereka dipindahkan ke rumah sakit. (Baca: Pasien Ebola di RS Liberia yang Kabur akan Diburu)
"Mereka memang sedang kami cari, dan akhirnya menyerahkan diri ke Rumah Sakit JFK," kata Menteri Informasi Liberia Lewis Brown kepada ABC News, Selasa, 19 Agustus 2014.
Sejauh ini, pasien tersebut belum dikonfirmasi positif ebola. Brown menjelaskan petugas kesehatan akan segera melakukan penyelidikan dan pengujian. (Baca: Surat Pengawasan Ebola Belum Diterima Imigrasi)
Pusat karantina ebola diserang kelompok masyarakat dari West Point pada Sabtu lalu. Mereka mencuri selimut bekas pasien karantina yang memungkinkan penyebaran penyakit lebih mudah.
Masyarakat Liberia memang masih menganggap wabah ebola sebagai berita bohong. Pihak berwenang sering mengalami kesulitan untuk membujuk warga agar mau berobat. Keluarga dan kerabat pasien tidak suka orang yang mereka sayangi harus dibawa ke pusat karantina.