Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin (kanan) menunjukan bentuk sejata tipe SS 2 kepada Wakil Menteri Pertahanan Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Salman bin Sultan bin Abdul Aziz AL Saud (kiri), usai menjalin perjanjian kerjasama di kantor Kemhan, Jakarta (23/01). TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jeddah - Kerajaan Arab Saudi, Rabu, 13 Agustus 2014, menyumbangkan dana senilai Rp 1.163 triliun kepada Lembaga Antiteror PBB (UNCCT) guna memerangi terorisme.
"Teroris adalah iblis yang harus dilenyapkan di atas muka bumi," kata Duta Besar Arab Saudi untuk PBB, Adel al-Jubeir, di gedung PBB, dalam acara yang dihadiri Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon. "UNCTT satu-satunya badan dunia yang memiliki legitimasi memerangi terorisme." (Baca: ISIS Kubur Hidup-hidup Anak dan Perempuan Yazidi)
Al-Jubeir menambahkan, Riyadh berada di garda paling depan dalam berperang melawan terorisme. Menurut dia, agama Islam tidak bersalah dengan berbagai aktivitas terorisme. "Kerajaan memberikan bantuan kepada sejumlah negara melawan terorisme."
UNCTT didirikan pada 2011 di tengah upaya PBB membentuk satuan tugas untuk melawan terorisme di dunia. Langkah Arab Saudi tersebut diikuti negara maju, seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Inggris. (Baca juga: ISIS Hancurkan Makam Nabi Yunus, Ini Alasannya).
Seorang jurnalis Arab Saudi, yang juga kolumnis dan pengarang, Jamal Khashoggi, menyatakan lembaga antiteror PBB itu memang telah berdiri beberapa tahun silam. Dia menerangkan, bantuan ini merupakan sebuah tekanan Riyadh yang ingin melihat bahwa lembaga tersebut benar-benar berjalan.