WHO: Korban Tewas Virus Ebola Tembus 1.000 Orang

Reporter

Editor

Rosalina ocha

Selasa, 12 Agustus 2014 19:55 WIB

Staf dari lembaga bantuan medis 'Doctors without Borders' membawa mayat seorang pasien yang meninggal karena virus yang menyebabkan pendarahan, di pusat perawatan virus Ebola di Guekedou, Guinea, Afrika (1/4). Wabah virus yang menjangkiti Guinea memiliki kemiripan gejala dengan Ebola. (SEYLLOU/AFP/Getty Images)

TEMPO.CO, Dakar - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, jumlah korban tewas akibat wabah ebola telah mencapai 1.013 orang. Jumlah ini sudah termasuk 52 korban yang tewas dalam tiga hari sejak 9 Agustus lalu. (Baca: Kenali Beberapa Cara Mencegah Penularan Virus Ebola)

Seperti dilansir laman AsiaOne, Selasa, 12 Agustus 2014, jumlah korban terbanyak berada di Liberia, yaitu 29 orang. Negara lainnya adalah Sierra Leone dengan jumlah korban tewas 17 orang dan enam orang tewas di Guinea. Dengan demikian, WHO mencatat, jumlah korban yang terjangkit virus ini meningkat menjadi 1.848 orang. (Baca: AS Kirim Obat Penangkal Ebola ke Afrika Barat)

Kasus terbaru yang dilaporkan adalah kematian seorang warga Eropa pertama yang terjangkit ebola, Pendeta Miguel Pajares. Pajares, 75 tahun, meninggal di rumah sakit. Hal ini telah dikonfirmasikan oleh juru bicara otoritas kesehatan Madrid, hari ini.

Pajares diterbangkan dari Liberia pada 7 Agustus lalu setelah tertular virus mematikan yang telah menewaskan lebih dari 1.000 orang di Afrika Barat ini. Saat tertular, ia merupakan anggota organisasi non-pemerintah di Afrika. Kini ia telah dipulangkan bersama rekan kerjanya, Juliana Bohi, seorang biarawati yang hasil uji laboratoriumnya menyatakan dia tidak terjangkit virus ebola.

Sementara itu, pemerintah Amerika Serikat telah menyetujui permintaan pemerintah Liberia mengirim dosis sampel obat percobaan, ZMapp, untuk mengobati pasien yang terinfeksi ebola. Dalam pernyataan di situs Liberia, Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf mengatakan obat tersebut akan dikirimkan ke negara-negara Afrika Barat pekan ini oleh perwakilan pemerintah Amerika.

Seorang perwakilan Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat (HHS) mengatakan pihak berwenang AS telah membantu menghubungkan pemerintah Liberia dengan produsen obat tersebut. "Sejak obat dikirim untuk digunakan di luar Amerika Serikat, prosedur ekspor yang tepat harus diikuti," kata perwakilan HHS.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat berulang kali menekankan bahwa efek obat tersebut belum diketahui karena belum melalui proses uji klinis yang ketat. Saat ini tidak ada obat atau vaksin untuk ebola di pasar dunia.

WHO telah menyatakan status wabah ebola di Afrika Barat sebagai darurat kesehatan yang menyebar cepat di Sierra Leone, Liberia, Guinea, dan Nigeria. (Baca: Negara Terjangkit Ebola Berstatus Darurat Nasional)

ASIAONE | REUTERS | ROSALINA

Terpopuler Dunia

Suami-Istri Jatuh ke Jurang Saat Berfoto Selfie
Rute Pendukung ISIS dari Indonesia Menuju Suriah
Kekasih Clooney Tolak Gabung dalam Panel Gaza PBB
AS Kirim Obat Penangkal Ebola ke Afrika Barat













Advertising
Advertising

Berita terkait

Tahun Baru 2024 di Gaza, Warga Palestina: Kami Ingin Hidup Seperti Manusia Lainnya

1 Januari 2024

Tahun Baru 2024 di Gaza, Warga Palestina: Kami Ingin Hidup Seperti Manusia Lainnya

Gaza memulai tahun baru 2024 dengan serangan Israel semalam yang menewaskan sedikitnya dua lusin orang

Baca Selengkapnya

Blokir Dua Bandara Tersibuk Amerika Serikat, Puluhan Demonstran Pro-Palestina Ditangkap

28 Desember 2023

Blokir Dua Bandara Tersibuk Amerika Serikat, Puluhan Demonstran Pro-Palestina Ditangkap

Pengunjuk rasa pro-Palestina memblokir lalu lintas di sekitar dua bandara Los Angeles dan Neww York, bandara tersibuk di Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

UNICEF: Serangan Israel di Gaza Membunuh dan Melukai Lebih dari 400 Anak Palestina Setiap Hari

25 Oktober 2023

UNICEF: Serangan Israel di Gaza Membunuh dan Melukai Lebih dari 400 Anak Palestina Setiap Hari

UNICEF mengatakan 2.360 anak-anak tewas, dan 5.364 lainnya terluka menyusul pemboman Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Tema Hari Kesehatan Sedunia 2023, Begini Tantangan WHO Setarakan Layanan Kesehatan

7 April 2023

Tema Hari Kesehatan Sedunia 2023, Begini Tantangan WHO Setarakan Layanan Kesehatan

Selalu diperingati pada 7 April, berdirinya World Health Organization diperingati jadi Hari Kesehatan Sedunia.

Baca Selengkapnya

Pasien Covid-19 Jakarta Naik 735 Orang

20 Juni 2022

Pasien Covid-19 Jakarta Naik 735 Orang

Pasien Covid-19 Jakarta naik lagi sebanyak 735 orang per kemarin.

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta Masuk Kategori Tidak Sehat, 27,4 Kali Pedoman WHO

20 Juni 2022

Kualitas Udara Jakarta Masuk Kategori Tidak Sehat, 27,4 Kali Pedoman WHO

Kualitas udara Jakarta masuk kategori tidak sehat karena konsentrasi PM2.5 saat ini 27,4 kali dari nilai pedoman WHO.

Baca Selengkapnya

Pasien Covid-19 Jakarta Hari Ini Bertambah 314 Orang

11 Juni 2022

Pasien Covid-19 Jakarta Hari Ini Bertambah 314 Orang

Pasien Covid-19 Jakarta hari ini bertambah 314 orang. Hasil ini didapati setelah melakukan tes PCR terhadap 8.057 spesimen.

Baca Selengkapnya

Pekan Kedua Juni, Vaksin Merah Putih Masuk Uji Klinis Fase Ketiga

31 Mei 2022

Pekan Kedua Juni, Vaksin Merah Putih Masuk Uji Klinis Fase Ketiga

Penny menjelaskan penyelesaian tahap uji coba fase ketiga Vaksin Merah Putih bisa lebih cepat dari perkiraan sebelumnnya.

Baca Selengkapnya

Wabah Demam Berdarah Maut Serang Irak, Penderita Tewas Kehabisan Darah

29 Mei 2022

Wabah Demam Berdarah Maut Serang Irak, Penderita Tewas Kehabisan Darah

WHO melaporkan Irak kini tengah menghadapi wabah demam berdarah Krimea-Kongo yang berdampak fatal, dapat menyebabkan penderita tewas kehabisan darah

Baca Selengkapnya

Kasus Hepatitis Akut: Dunia 170 Kasus 1 Meninggal, Indonesia 3 Kasus 3 Meninggal

5 Mei 2022

Kasus Hepatitis Akut: Dunia 170 Kasus 1 Meninggal, Indonesia 3 Kasus 3 Meninggal

World Health Organization atau WHO mempublikasikan penyakit hepatitis akut berat ini sebagai kejadian luar biasa atau KLB.

Baca Selengkapnya