WHO Tetapkan Status Darurat Ebola

Reporter

Editor

Natalia Santi

Jumat, 8 Agustus 2014 16:54 WIB

Jenazah seorang pria yang diduga tewas karena virus Ebola tergeletak di jalanan di Monrovia, Liberia, 5 Agustus, 2014. Warga tidak berani menyentuhnya meski telah ada himbauan dari pemerintah untuk tidak meninggalkan mayat korban Ebola di jalanan. AP/Abbas Dulleh

TEMPO.CO, Jenewa - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan status darurat kesehatan internasional terkait dengan penyebaran virus mematikan ebola yang melanda bagian barat Afrika. Status darurat disampaikan WHO pada Jumat, 9 Agustus 2014, yang bertujuan menggerakkan masyarakat global agar membantu negara-negara yang terjangkit.

Keputusan status tersebut keluar setelah pertemuan dua hari di Jenewa. Dengan status baru ebola itu, ada kemungkinan penerapan pembatasan perjalanan untuk menghentikan penyebarannya. Sejauh ini, jumlah korban tewas akibat virus ebola sudah mendekati 1.000 orang. (Baca: Unair: Kemungkinan Penularan Ebola ke Indonesia Relatif Besar)

Langkah WHO menetapkan status darurat kesehatan ini muncul setelah otoritas kesehatan Amerika Serikat pada Kamis lalu mengakui bahwa virus yang sudah menyebar keluar dari Afrika barat itu sebagai kasus "tak terelakkan". Para dokter sukarelawan yang tergabung dalam kelompok Dokter Lintas Batas juga memperingatkan bahwa penyebaran ebola sudah di luar kendali, dengan lebih dari 60 titik penyebaran wabah.

Direktur WHO Dr Margaret Chan menyerukan bantuan internasional yang lebih besar untuk negara-negara yang paling parah terjangkit ebola. Ia menggambarkan wabah ebola saat ini sebagai kasus paling serius dalam empat dekade terakhir. Seruan tersebut senada dengan pernyataan MSF sebelumnya. "Epidemi ebola belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal sebaran geografis, masyarakat terinfeksi, dan mengalami kematian," tutur Margaret Chan, seperti dilansir AsiaOne. (Baca: WHO: Ebola Menyebar Terlalu Cepat)

Status darurat kesehatan ini berlaku bagi negara-negara di Afrika barat yang sudah kewalahan mengatasi virus ebola, termasuk Liberia, Guinea, dan Sierra Leone.

Tentara di Provinsi Grand Cape Mount, Liberia--salah satu daerah yang paling parah terjangkit ebola--menutup jalan untuk membatasi akses ke Ibu Kota Monrovia, setelah dilaporkan banyak mayat tergeletak di jalan-jalan kota itu tanpa dikuburkan. (Baca: Liberia Blokade Wilayah yang Terkena Ebola)

Sementara itu, dua kota di timur Sierra Leone, Kailahun dan Kenema, telah dikarantina pada Kamis kemarin. Pemerintah setempat juga menutup sementara tempat hiburan dan klub malam di wilayah itu.

Penyakit tropis mematikan itu telah menewaskan dua orang dan menginfeksi setidaknya lima lainnya di Lagos.

Berdasarkan data WHO, ebola telah menewaskan sedikitnya 932 orang dan menginfeksi lebih dari 1.700 lainnya sejak terjadi kasus pertama di Guinea awal tahun ini.

ASIAONE | ROSALINA






Baca juga:
Kisah Pocong di Foto Syahrini Saat Umrah
5 Gugatan Prabowo yang Dipertanyakan Hakim MK
Orang Kaya Baru Indonesia Tersebar di Pedalaman
Merasa Kecewa, Pendukung Prabowo Pindah Dukungan

Berita terkait

Tahun Baru 2024 di Gaza, Warga Palestina: Kami Ingin Hidup Seperti Manusia Lainnya

1 Januari 2024

Tahun Baru 2024 di Gaza, Warga Palestina: Kami Ingin Hidup Seperti Manusia Lainnya

Gaza memulai tahun baru 2024 dengan serangan Israel semalam yang menewaskan sedikitnya dua lusin orang

Baca Selengkapnya

Blokir Dua Bandara Tersibuk Amerika Serikat, Puluhan Demonstran Pro-Palestina Ditangkap

28 Desember 2023

Blokir Dua Bandara Tersibuk Amerika Serikat, Puluhan Demonstran Pro-Palestina Ditangkap

Pengunjuk rasa pro-Palestina memblokir lalu lintas di sekitar dua bandara Los Angeles dan Neww York, bandara tersibuk di Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

UNICEF: Serangan Israel di Gaza Membunuh dan Melukai Lebih dari 400 Anak Palestina Setiap Hari

25 Oktober 2023

UNICEF: Serangan Israel di Gaza Membunuh dan Melukai Lebih dari 400 Anak Palestina Setiap Hari

UNICEF mengatakan 2.360 anak-anak tewas, dan 5.364 lainnya terluka menyusul pemboman Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Tema Hari Kesehatan Sedunia 2023, Begini Tantangan WHO Setarakan Layanan Kesehatan

7 April 2023

Tema Hari Kesehatan Sedunia 2023, Begini Tantangan WHO Setarakan Layanan Kesehatan

Selalu diperingati pada 7 April, berdirinya World Health Organization diperingati jadi Hari Kesehatan Sedunia.

Baca Selengkapnya

Pasien Covid-19 Jakarta Naik 735 Orang

20 Juni 2022

Pasien Covid-19 Jakarta Naik 735 Orang

Pasien Covid-19 Jakarta naik lagi sebanyak 735 orang per kemarin.

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta Masuk Kategori Tidak Sehat, 27,4 Kali Pedoman WHO

20 Juni 2022

Kualitas Udara Jakarta Masuk Kategori Tidak Sehat, 27,4 Kali Pedoman WHO

Kualitas udara Jakarta masuk kategori tidak sehat karena konsentrasi PM2.5 saat ini 27,4 kali dari nilai pedoman WHO.

Baca Selengkapnya

Pasien Covid-19 Jakarta Hari Ini Bertambah 314 Orang

11 Juni 2022

Pasien Covid-19 Jakarta Hari Ini Bertambah 314 Orang

Pasien Covid-19 Jakarta hari ini bertambah 314 orang. Hasil ini didapati setelah melakukan tes PCR terhadap 8.057 spesimen.

Baca Selengkapnya

Pekan Kedua Juni, Vaksin Merah Putih Masuk Uji Klinis Fase Ketiga

31 Mei 2022

Pekan Kedua Juni, Vaksin Merah Putih Masuk Uji Klinis Fase Ketiga

Penny menjelaskan penyelesaian tahap uji coba fase ketiga Vaksin Merah Putih bisa lebih cepat dari perkiraan sebelumnnya.

Baca Selengkapnya

Wabah Demam Berdarah Maut Serang Irak, Penderita Tewas Kehabisan Darah

29 Mei 2022

Wabah Demam Berdarah Maut Serang Irak, Penderita Tewas Kehabisan Darah

WHO melaporkan Irak kini tengah menghadapi wabah demam berdarah Krimea-Kongo yang berdampak fatal, dapat menyebabkan penderita tewas kehabisan darah

Baca Selengkapnya

Kasus Hepatitis Akut: Dunia 170 Kasus 1 Meninggal, Indonesia 3 Kasus 3 Meninggal

5 Mei 2022

Kasus Hepatitis Akut: Dunia 170 Kasus 1 Meninggal, Indonesia 3 Kasus 3 Meninggal

World Health Organization atau WHO mempublikasikan penyakit hepatitis akut berat ini sebagai kejadian luar biasa atau KLB.

Baca Selengkapnya