Joserizal Jurnalis, Che Guevara Tanpa Senjata

Reporter

Editor

Heru Triyono

Senin, 4 Agustus 2014 20:00 WIB

Dari kiri, Ketua Divisi Kontruksi MER-C, Faried Thalib Murad, Ketua Presidium MER-C, Sarbini Abdul, Presidium MER-C, Joserizal Jurnalis memberikan keterngan kepada wartawan mengenai penyerangan pasukan Israel ke jalur Gaza di Kantor MER-C di Jakarta, Senin (19/11). TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta -Suatu hari di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Seorang pria paruh baya meneriakinya. "Pak dokter, pak dokter." Seketika Joserizal Jurnalis menoleh dan kaget melihat orang tersebut. Pria itu kemudian menyalaminya memakai tangan kanan. Tangan kirinya buntung sebatas bahu. "Saya Dominingus dokter," kata pria itu.

Agak bingung, Joserizal akhirnya engeh bahwa Dominingus adalah korban konflik Ambon 1999. Dia yang mengamputasi tangannya dengan gergaji kayu, diterangi lampu senter, dan menggunakan madu sebagai antibiotik. Dominingus terkena sabetan parang. "Konflik itu (Ambon) membuat saya takut suara ketukan tiang listrik," ujar Joserizal.

Suara ketukan itu ia dengarnya di Galela, Ambon, ketika menjadi tenaga medis di sana. Ketika itu dentang tiang listrik layaknya alarm tanda bahaya, memberitahukan ada “musuh” datang. Masih ingat dibenaknya ia terkepung selama sebulan dan dihantui serangan ribuan orang yang mabuk dan membawa parang. "Mereka menyembelih orang dan memakan jantungnya," ujar Joserizal mengenang.

Peristiwa Maluku itu pemicu berdirinya MER-C (Medical Emergency Rescue Committe) di tahun 1999. Saat itu tidak ada satu lembaga internasional pun yang mau terlibat. Sehingga ia berinisiatif mendirikan MER-C--yang merupakan lembaga swadaya masyarakat di bidang kegawatdaruratan medis. Menurut Joserizal, MER-C berasaskan Islam, tapi ia menjamin tidak membedakan korban yang harus ditolong.

Sudah 15 tahun Spesialis Bedah Umum Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini melakukan pertolongan medis di beberapa wilayah konflik. Di antaranya Maluku, Mindanao, Aceh, Poso, Afghanistan, Sudan, Irak, dan Gaza Palestina. Pengalaman di Gaza merupakan kisah paling mengharukannya. Ia merasakan dentuman bom dan dihadang tentara Israel saat membawa bala bantuan pada 2009.

Ia masuk Gaza ketika kota seluas 48 kilo meter persegi itu dalam keadaan terkepung. Tank Israel berada di semua lini. Tapi anehnya, kata dia, tentara tidak bisa masuk kota Gaza. Karena setiap tank mendekat, pejuang Palestina melemparkan elpiji ke kepala tank itu di malam hari. "Itu membuat Israel terpukul mundur," ujarnya.

Kini, Joserizal amat berharap Rumah Sakit Indonesia yang digagas MER-C sejak 2008 bisa beroperasi. Apalagi di tengah situasi runyam yang saat ini tengah dihadapi warga Gaza. Sebanyak 170 (sekarang sudah 800-an) orang tewas akibat serangan militer Israel. Akibat situasi itu juga suplier peralatan medis di Palestina tutup sehingga cukup sulit memfungsikan rumah sakit itu.


Heru Triyono dan fotografer Dhemas Reviyanto Atmodjo dari Tempo duduk lesehan sambil berbincang dengannya di ruang tamu rumahnya di Jalan Masjid Silaturahmi Nomor 14 Cibubur, Jakarta Timur, Selasa lalu. Disajikan sirup apel dan kue black forest, Joserizal berbicara panjang lebar mengenai wilayah konflik yang sudah dua kali ia kunjungi itu.


***


Berikut wawancaranya....


<!--more-->


Di Gaza, Palestina, sudah berdiri Rumah Sakit Indonesia, namun belum bisa dioperasionalkan juga sejak dibangun pada 2008, apa kendalanya?
Kami juga ingin memfungsikan dengan cepat. Tapi dalam waktu dekat tidak mungkin. Kami butuh dana awal Rp 15 miliar dulu dari estimasi total Rp 65 miliar untuk memfungsikan ruang gawat darurat, satu kamar operasi, 20 perawatan perempuan, 20 perawatan laki-laki, dan satu paket laboratorium, juga portable X Ray.

Kapan itu terealisasi...
Kalau konflik saat ini berkepanjangan agak susah. Kalau jeda tiga hari saja, kami bisa mencukupi itu. Supplier di Gaza saat ini tutup semuanya.

Apakah sudah diperlukan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) mengirimkan dokter ahli bedah ke Gaza?
Baru 19 relawan dikirim. Kami akan kirim dokter kalau Israel melakukan serangan darat secara masif.

Siapa-siapa saja relawan itu...
Tenaga medis dan tiga reporter--yang terus mengirim informasi. Tujuannya agar masyarakat tahu berita akurat dari sana. Karena rumah sakit ini dana masyarakat. Publik berhak tahu.

Berita yang disampaikan para reporter itu sementara ini apa?
Ada hujan roket. Tapi itu bukan porsinya MER-C, kami hanya terkait kesehatan saja dan pembangunan rumah sakit. Kita fokus di situ.

Mereka masuk lewat mana untuk sampai ke Gaza...
Lewat Rafah, Mesir.

Tidak dihalangi oleh tentara Mesir, apalagi setelah penggulingan Presiden Mursi pada 3 Juli 2013 lalu, mereka menghancurkan terowongan bagi akses pasokan ke dan dari wilayah Gaza?
Memang dicek visa secara ketat, dan untuk masuk Rafah itu perlu ijin intelejen. Ini penting. Kita dibantu Duta Besar RI di sana. Kita riwayatnya jelas kok, di sana bangun rumah sakit.

Rumah Sakit Indonesia tidak dijadikan Israel sebagai target?
Tidak. Paling terkena imbas bom saja--yang membuat rontok atap--tapi tidak parah. Lagipula ada bendera Indonesia sebesar bagong di atasnya.

Di beberapa media asing, Rumah Sakit Indonesia diisukan merangkap sebagai sarang militan?
Itulah pembentukan opini Israel. Lucunya pemicu perang adalah tiga remaja Israel yang diculik dan dibunuh di Tepi Barat. Tapi yang diserang Gaza. Memang Israel suka-suka. Di perairan internasional pada 2010 kapal Mavi Marmara saja, diserbu Israel, padahal membawa bantuan kemanusiaan.


Advertising
Advertising

Selanjutnya...


<!--more-->

Bagaimana sebenarnya metode pengobatan saat terjadi perang seperti sekarang ini di Gaza...
Kami sedikit melakukan operasi. Pasien masuk, distabilkan, kemudian yang gawat dikirim ke Mesir. Tidak semuanya mendapat tindakan langsung. Ini untuk mengurangi antrian korban yang masuk.

Apakah benar ada gelombang pengungsian di gaza?
Tidak ada itu. Warga justru bertahan. Mati bagi mereka adalah kemuliaan. Itu tujuan Israel, pembentukan opini supaya orang mengungsi. Kalau semua mengungsi akan diambil tanahnya.

Anda dikabarkan dekat dengan Hamas?
Iya. Saya dekat. Tapi tidak memiliki kepentingan. Kegiatan saya adalah murni kemanusiaan.

Siapa saja sebenarnya yang melakukan serangan balik ke Israel selain Hamas...
Ada banyak. Tapi target Israel adalah Hamas, padahal yang melakukan perlawanan, adalah semua pejuang Palestina.

Kok Otoritas Palestina (Fatah) di West Bank tidak menurunkan militernya, seperti tidak peduli?
Di Tepi Barat, Palestina, tidak memiliki kekuatan militer apa-apa. Militer Palestina bersatu ya di Gaza. Jadi bukan berarti Palestina Bersatu diam.

Hamas dikabarkan menembakkan roket dari pemukiman padat penduduk...
Bukan. Anda salah. Saya tidak bisa kasih tahu di mana letaknya. Rahasia. Israelnya saja yang tidak akurat informannya. Presisinya jadi salah target. Itu propaganda.

Seberapa kuat menurut Anda kekuatan militer Hamas?
Yang jelas mereka tidak punya tank, helikopter dan pesawat tempur. Tapi mereka punya drone (pesawat nirawak). Itu mengejutkan Israel.

Darimana teknologi drone yang dimiliki Hamas itu...
Saya tidak tahu. Yang jelas, negara selain Iran, tidak ada yang memiliki teknologi pembuatan drone, bahkan melebihi kecanggihan drone Amerika.

Bagaimana sebenarnya hubungan Fatah dan Hamas sekarang?
Hamas sudah menyerahkan kekuasaannya kepada Palestina Bersatu. Ini membuat Israel gregetan, karena ingin Palestina terus pecah.

Sampai kapan ujungnya perang ini menurut Anda?
Tidak akan pernah sepi. Ini adalah konflik ideologi. Akan terus terjadi.


Berikutnya...


<!--more-->

Apakah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak bisa menengahinya?
Tidak bisa. Israel melanggar resolusi PBB saja tidak ditindak. Dalam keadaan perang, langkah paling cepat memang bantuan kemanusiaan. Tapi yang paling penting, adalah usaha penghentian perang. Percuma saja terus memasok bantuan kemanusiaan kalau perangnya tidak berhenti. Itu seperti buang garam di air laut.


Apa yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah cukup?
Kurang. SBY harus keliling. Tidak bisa dia dari Jakarta menghimbau. Kan sudah ada pesawat kepresidenan. Tidak bisa lagi himbau-himbau. Orang Arab itu karakternya itu bersentuhan langsung, face to face.

Menurut Anda harusnya bagaimana...
Seperti Soeharto memberi semangat ke Bosnia. Anda boleh tidak suka Soeharto, tapi ini fakta: Dia masuk ke sniper zone di Bosnia tanpa rompi dan topi. Ia memberi spirit ke pejuang Bosnia, dan menunjukkan bahwa dia berada di sisi pejuang. Itu pesan yang kuat”.


Berikutnya...


<!--more-->


Ruangan itu mirip ruang kerja. Sekira 3x6 meter luasnya. Terletak di samping ruang tamu utama. Di situlah Joserizal mengetik, begadang mengerjakan tugas, dan membaca. Tampak buku-buku berserakan di atas karpet: The New Pearl Harbour tulisan David Ray Griffin, Power and Terror buatan Noam Chomsky dan The Age of Turbulence, karya Alan Greenspan. "Tak masalah seperti ini, nanti juga akan rapi lagi," katanya tersenyum.

Joserisal baru saja menyelesaikan membaca buku Mein Kampf buku karya Adolf Hitler. Tapi ia menekankan dirinya bukan fasis. Ia juga mengagumi buku Madilog karya Tan Malaka. "Tapi saya bukan komunis, jangan menuduh-menuduh begitu," ujarnya, lantas tertawa. Ia memang tumbuh dalam keluarga yang suka membaca. Ia adalah putra dari Jurnalis Kamil, seorang akademisi yang pernah menjabat Rektor Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat pada periode 1984-1993, sedangkan ibunya, Zahara Idris juga seorang akademisi. "Dulu dibelikan, sekarang beli sendiri di Singapura, Manila atau Dubai," tuturnya.


***
Apa impian Anda di masa kecil...
Saya ingin menjadi astronot atau tentara. Tapi pas remaja ingin jadi ahli nuklir. Tapi tidak boleh sama bapak, yang ingin menjadikan saya seorang dokter. Ya sudah, saya ingin jadi Che Guevara saja ha-ha-ha.. Dokter tapi masuk hutan. Sama, saya juga dokter yang masuk ke hutan. Bedanya saya tidak memegang senjata.

Anda mengidolai pemimpin revolusioner Kuba Che Guevara?
Tentu. Dia dokter yang bengek. Sosoknya menarik. Berani melawan pemerintah dan ketidakadilan dengan keluar masuk hutan. Saya salut karena dia berani--seperti bapak saya.

Ayah Anda memimpin revolusi juga...
Tidak ha-ha. Tapi dia pemberani saat menjadi rektor dengan melawan penguasa daerah waktu itu. Bapak sampai dipanggil oleh Menteri Pendidikan, Fuad Hasan, yang diminta oleh penguasa daerah itu memecatnya. Bapak menghadap dengan tertawa. Dan Fuad malah tidak memecatnya karena jadi tahu siapa yang bermasalah. Bapak bilang, menjadi orang elegan dan gentleman itu enak. Dihormati bukan karena kekayaan dan kekuasaan, melainkan karena memang pantas dihormati.


Keberanian itu menurun ke Anda dengan menjadi dokter perang di berbagai daerah konflik...
Keberanian itu didasari dari berhitung dan mempelajari situasi. Kita harus tahu letak lokasi aman di mana, siapa yang berkonflik, siapa tokoh masyarakat dan agama yang bisa dipegang dan netral. Ini penting. Bukan asal jadi dokter perang saja.


Berikutnya...


<!--more-->



Kenapa Anda mengambil spesialis bedah tulang?
Saya terinspirasi ibu yang mengalami kecelakaan hingga patah kakinya. Operasi yang dijalani dia gagal. Dari situ saya tergugah untuk menekuni bedah tulang.


Kegiatan Anda di medan konflik mendapat dukungan keluarga?
Saya sempat ditentang. Orangtua selalu melarang. Begitu pula dengan istri saya ketika tahu hendak berangka ke Maluku. Setelah saya jelaskan niatan saya, mereka akhirnya mengerti.

Di Maluku itu Anda sempat mengoperasi pasien memakai gergaji kayu dan meneranginya pakai lampu senter, itu bagaimana kisah sebenarnya?
Itu di Galela, Ambon. Banyak sekali yang akan diamputasi tapi alat amat minim. Saya ingat ada pasien saya bernama Domingus. Saya yang mengamputasi tangannya dengan gergaji kayu, diterangi lampu senter, dan menggunakan madu sebagai antibiotik. Ia terkena sabetan parang. Lucunya saya berjumpa dia lagi di RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo).

Kapan Anda mulai suka membaca buku-buku teori konspirasi seperti The New Pearl Harbour karya David Ray Griffin dan Power and Terror karya Noam Chomsky?
Sejak kejadian 11 September 2001. Sedari awal saya tahu bahwa bukan mujahidin (pejuang Islam) yang melakukannya. Entah kenapa pemikiran saya cepat menangkap bahwa itu sebagai kejanggalan. Buktinya, gedung ditabrak bagian atasnya tetapi runtuh secara simetris. Ini aneh. Itu bukan konspirasi. Masa konspirasi bisa terbaca dan ketahuan.

Anda masih sering menjumpai Abu Bakar Baasyir?
Masih. Terakhir bulan lalu, sebelum bulan puasa saya menengok beliau, ke Nusa Kambangan. Saya memang masih merawatnya bersama teman-teman, sehingga kerap bolak-balik ke sana.

Banyak yang menyebarkan informasi bahwa Anda Syiah...
Saya tidak khawatir dicap Syiah. Tuduhan itu membuat saya banyak kehilangan kawan, tapi enggak apa-apa. Saya tak akan mati untuk sebuah mazhab atau organisasi. Kalau MER-C pun ternyata ke depannya tidak benar, bubarkan saja.
***
HERU TRIYONO


Berita terkait

Lee Young Ae Donasikan 50 Juta Won untuk Bantu Anak-anak di Gaza

22 November 2023

Lee Young Ae Donasikan 50 Juta Won untuk Bantu Anak-anak di Gaza

Donasi dari Lee Young Ae akan diberikan untuk mendukung perawatan medis bagi anak-anak di zona konflik jalur Gaza

Baca Selengkapnya

Dikritik Bersikap Netral Atas Konflik Gaza, Selena Gomez Akan Tinggalkan Instagram

3 November 2023

Dikritik Bersikap Netral Atas Konflik Gaza, Selena Gomez Akan Tinggalkan Instagram

Selena Gomez menghapus akun Instagram-nya, setelah dikritik karena komentarnya mengenai konflik Gaza

Baca Selengkapnya

Elon Musk Belum Bisa Pasok Internet ke Gaza Lewat Starlink, Mengapa?

31 Oktober 2023

Elon Musk Belum Bisa Pasok Internet ke Gaza Lewat Starlink, Mengapa?

Meskipun layanan telekomunikasi telah pulih di Gaza, seruan untuk bantuan internet Starlink milik Elon Musk terus berlanjut.

Baca Selengkapnya

Keadaan Warga dan Infrastruktur di Jalur Gaza dan Israel Setelah 8 Hari Konflik

16 Oktober 2023

Keadaan Warga dan Infrastruktur di Jalur Gaza dan Israel Setelah 8 Hari Konflik

Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya, Jalur Gaza Utara merupakan salah satu bangunan yang hancur dengan kerusakan paling parah pada stasiun oksigen.

Baca Selengkapnya

Sudah Lewat 8 Hari Konflik Hamas Vs Israel di Jalur Gaza dalam Angka

16 Oktober 2023

Sudah Lewat 8 Hari Konflik Hamas Vs Israel di Jalur Gaza dalam Angka

Bagaimana keadaan masyarakat dalam konflik Hamas vs Israel di Jalur Gaza? Korban jiwa dari sipil terus bertambah.

Baca Selengkapnya

Israel Blokade Total Jalur Gaza, Bagaimana Kelangsungan Hidup Warga Gaza?

13 Oktober 2023

Israel Blokade Total Jalur Gaza, Bagaimana Kelangsungan Hidup Warga Gaza?

Blokade total yang dilakukan oleh Israel semakin membuat puluhan ribu warga Jalur Gaza sengsara

Baca Selengkapnya

Israel Blokade Total Jalur Gaza, Apa yang Dilakukannya?

13 Oktober 2023

Israel Blokade Total Jalur Gaza, Apa yang Dilakukannya?

Dalam menjalani hidupnya sehari-hari, sebagian warga Jalur Gaza juga sebenarnya bergantung pada Israel.

Baca Selengkapnya

Terjepit di Jalur Gaza

11 Oktober 2023

Terjepit di Jalur Gaza

Jutaan warga sipil di Jalur Gaza, Palestina, kini terjebak di tengah pertempuran antara antara militer Israel dan kelompok Hamas.

Baca Selengkapnya

Israel Melarang Minyak dan Gas Masuk ke Jalur Gaza

3 Agustus 2018

Israel Melarang Minyak dan Gas Masuk ke Jalur Gaza

Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman, mengeluarkan perintah pelarangan pasokan minyak dan gas masuk ke Jalur Gaza melalui Kerem Shalom.

Baca Selengkapnya

Dikepung Israel, 80 Persen Pabrik di Gaza Palestina Tutup

18 Juli 2018

Dikepung Israel, 80 Persen Pabrik di Gaza Palestina Tutup

Akibat pengepungan Israel, 80 persen pabrik di Jalur Gaza Palestina tutup atau setidaknya semaput.

Baca Selengkapnya