Warga Libya berkumpul di lapangan kebebasan saat merayakan ulang tahun ketiga pemberontakan melawan Muammar Gaddafi di Benghazi (17/2). REUTERS/Esam Omran Al-Fetori
TEMPO.CO, Jakarta - Kapal Laut Royal Navy milik pemerintah Inggris melakukan pelayaran ke wilayah Malta pada Ahad, 3 Agustus 2014 untuk mengevakuasi 108 warga Inggris di Libya.
Kapal laut yang berlabuh di Plymouth, Inggris, telah berlayar pada 8 Juni untuk menjalankan operasi ke wilayah konflik di Libya selama 18 bulan melalui perairan Mediterania. Menteri pertahanan Inggris mengkonfirmasi bahwa Royal Navy melakukan operasi ini atas saran dari pihak menteri luar negeri Inggris.(Baca:Indonesia Evakuasi WNI dari Libya)
Seperti dilansir oleh BBC, bahwa dari 110 orang yang dievakuasi dengan kapal Royal Navy, termasuk 2 warga negara Irlandia dan 1 warga Jerman.
Libya telah dihadapkan ketidakstabilan dan perebutan kekuasaan di antara kelompok-kelompok oposisi yang ingin berkuasa sejak Muammar Gaddafi dilengserkan pada tahun 2011. Pertarungan dua kelompok, yang satu bentukan parlemen dan kelompok satu lagi dikontrol oleh menteri pertahanan. Konflik ini telah menyebar ke wilayah utara ibukota Tripoli dalam beberapa hari terakhir. (Baca:AS Evakuasi Staf Kedutaannya di Libya ke Tunisia)
Kedutaan Inggris di Tripoli telah menyatakan akan memindahkan para stafnya ke Tunisia untuk sementara waktu. Kedubes Inggris untuk Libya, Michael Aron menjelaskan bahwa "situasi di Libya sangat menyedihkan dan para staf yang telah dievakuasi ke Tunisia akan segera kembali ke Libya jika kondisi keamanan sudah kondusif."
Selain evakuasi melalui kapal Royal Navy, Kementerian luar negeri Inggris juga mengkonfirmasi bahwa British Airways, maskapai penerbangan asal Inggris telah menunda semua penerbangan menuju dan dari Tripoli sampai dengan 5 Agustus 2014 terkait dengan situasi keamanan di Libya yang tidak kondusif. BBC | VIQIANSAH DENNIS