BUK-M1 mampu mendeteksi target di udara pada kisaran hingga 160 kilometer dan dilengkapi rudal yang bisa mengenai sasaran dengan ketinggian lebih dari 72,000 kaki. Wikimedia.org
TEMPO.CO, Jakarta - Departemen Pertahanan Rusia terus menyangkal bahwa jatuhnya Malaysia Airlines MH17 disebabkan oleh misil dari pasukan separatis pro-Rusia. Mereka malah balik menuduh Ukraina dengan menyebutkan bahwa beberapa unit Angkatan Bersenjata Ukraina dilengkapi sistem rudal anti-pesawat, seperti Buk-M1.
“Di pinggiran barat laut Donetsk terdapat batalion 156 Pertahanan Udara dari Angkatan Bersenjata Ukraina yang memiliki 27 sistem Buk-M1,” demikian rilis pers dari Departemen Pertahanan Federasi Rusia yang diterima Tempo hari ini. (Baca: Mengenal Rudal yang Tembak Jatuh MH17)
Senjata-senjata itu disebut mampu mendeteksi target udara pada kisaran hingga 160 kilometer di ketinggian lebih dari 30 kilometer. Tak hanya itu, Rusia menyatakan, pesawat tempur Ukraina yang dipersenjatai dengan berbagai jenis rudal juga terus berada di langit Donestk. “Ini fakta yang tak terbantahkan,” tulis mereka.
Menanggapi bahwa jatuhnya pesawat lantaran rudal dari Rusia, Departemen Pertahanan menyatakan bahwa, pada tanggal 17 Juli 2014, Pertahanan Udara Angkatan Bersenjata Rusia di daerah itu sedang tidak aktif. Tidak ada penerbangan apa pun yang berdekatan dengan perbatasan wilayah Donetsk.
“Kami ingin yang lain tahu bahwa tragedi Boeing 777 itu terjadi di luar wilayah Pertahanan Udara Rusia. Pesawat berada di wilayah udara Ukraina,” demikian pernyataan Departemen Pertahanan. Karena itu, Rusia mendesak komunitas internasional untuk melakukan investigasi menyeluruh dan transparan untuk tragedi ini. (Baca: MH17 Jatuh, SBY Desak Investigasi Internasional)