Seorang tentara separatis pro-Rusia berdiri di atas puing pesawat Boeing 777 Malaysia Airlines yang jatuh di dekat Grabovo, Ukraina, Kamis 17 Juli 2014. Pesawt MH-17 ditembak jatuh di atas Ukraina dan menewaskan seluruh 295 penumpangnya. REUTERS/Maxim Zmeyev
TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Perdana Menteri Malaysia Najib Razak bersumpah akan mencari tahu penyebab utama dari kecelakaan pesawat Malaysia Airlines MH17 di timur Ukraina pada Kamis, 17 Juli 2014. Meski pejabat Ukraina menyatakan bahwa pesawat ditembak oleh roket, Najib berjanji pihak Malaysia akan melakukan penyelidikan secara menyeluruh.
"Tidak ada satu informasi yang akan kami lewati," kata Najib dalam konferensi pers di Hotel Sama-Sana pada Jumat, 18 Juli 2014, seperti dilaporkan Bernama. (Baca: MH17 Sengaja Ditembak, Malaysia Minta Keadilan)
Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) menjelaskan MH17 tidak tunduk pada larangan penerbangan yang berlaku di perbatasan Ukraina. IATA menyebut Malaysia Airlines telah mengkonfirmasi bahwa petugas MH17 tidak melakukan panggilan darurat saat melintasi daerah tersebut. "Menurut informasi dari Kiev Air Traffic Control, pesawat itu berada pada titik 48 derajat pada 7 menit dan 23 detik Utara dan 38 derajat pada 31 menit dan 33 detik Timur," kata pihak IATA.
Setelah kecelakaan ini, Najib telah melakukan kontak dengan rekan-rekan pejabat Malaysia di Ukraina dan lokasi lainnya. Najib juga telah berbicara dengan Presiden Ukraina untuk melakukan penyelidikan secara penuh dan independen dan meminta pejabat Malaysia diundang untuk ambil bagian. (Baca: Mahasiswa Indonesia Jadi Korban MH17)
"Presiden Ukraina juga memastikan bahwa pejabat di sana akan bernegosiasi dengan pemberontak di bagian timur negaranya. Hal ini dilakukan dalam rangka membangun koridor kemanusiaan ke lokasi kecelakaan," kata Najib.
Najib juga mengatakan bahwa Malaysia telah mengirimkan penerbangan khusus ke Kiev. Pesawat itu membawa Bantuan Malaysia Khusus Bencana, tim penyelamat, dan tim medis.