Seorang anak Palestina menangis di balik pagar perbatasan Rafah saat berusaha menyebrang ke wilayah Mesir bersama keluarganya di Jalur Gaza, 10 Juli 2014. Setidaknya 74 warga yang sebagian besar sipil terbunuh dalam serangan udara Israel. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
TEMPO.CO, Gaza - Komitmen gencatan senjata di Jalur Gaza rupanya tak bertahan lama. Baru dua jam dari waktu yang disepakati, pukul 10 pagi hingga 3 sore waktu setempat, roket meluncur lagi dari arah Gaza, Kamis, 17 Juli 2014.
Menurut otoritas Israel, sirene meraung-raung di selatan Israel disusul setidaknya tiga roket berdatangan. Padahal sebelumnya Israel berjanji akan merespons dengan tegas jika masa gencatan senjata digunakan oleh Hamas atau kelompok lainnya untuk melancarkan serangan.
Hingga saat ini respons Israel terhadap peluncuran roket itu belum diketahui. Tidak ada korban luka dilaporkan.
Gencatan senjata tadinya dimaksudkan demi kemanusiaan atau untuk memberi kesempatan kepada warga Gaza memenuhi keperluan suplai kebutuhan mereka. Israel akhirnya bersedia melakukan gencatan senjata setelah menewaskan empat bocah Palestina yang sedang bermain bola di pantai Gaza.
Dalam serangan udara terhadap anak-anak itu, Israel berdalih menyasar peluncur roket Hamas yang berada di kawasan berpenduduk. Hingga kini sudah 1.685 orang terluka dan 227 tewas akibat saling serang dan balas antara kubu Israel dan Palestina. Seluruh yang tewas adalah warga Palestina, kecuali satu orang dari pihak Israel.