Konflik Palestina, Diplomat Makarim Ubah Strategi

Reporter

Minggu, 13 Juli 2014 08:53 WIB

Warga Palestina menguburkan tubuh seorang bocah lima tahun yang tewas akibat serangan udara Israel yang dilancarkan ke Jalur Gaza di Deir El-Balah di Jalur Gaza, 11 Juli 2014. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa ihwal situasi hak asasi manusia di Palestina, Makarim Wibisono, memilih melakukan pendekatan kemanusiaan dalam konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina.

Makarim menjelaskan, fokus utama kerjanya setelah resmi menjadi pelapor khusus PBB pada 2 Juni 2014 adalah melakukan pendekatan langsung kepada masyarakat yang menjadi korban. Ia akan mengunjungi tiga tempat utama untuk bertemu dengan masyarakat serta mencari informasi dan data untuk akhirnya membuat rekomendasi kepada PBB. Ketiga tempat itu adalah Yerusalem, Tepi Barat, dan Gaza.

"Saya berangkat dari aspek HAM, low politics atau pendekatan bottom-up, bukan top-down," kata Makarim kepada Tempo di rumahnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 12 Juli 2014. (Baca:Jurnalis Palestina Jadi Sasaran Roket Israel )

Pendekatan kemanusiaan, menurut Makarim, memudahkan dia membangun kepercayaan masyarakat baik Palestina maupun Israel. Hal itu juga berlaku bagi pihak-pihak yang terlibat langsung dalam pertikaian panjang ini.

Diplomat senior dengan gaya bicara tenang dan penuh senyum ini memastikan pilihan pendekatan kemanusiaan dia ambil setelah mengevaluasi pendekatan-pendekatan yang dilakukan sejumlah pelapor khusus sebelum dia terpilih.

"Selama ini fokus pada pendekatan top-down dengan mempermalukan satu pihak dengan melakukan apa yang disebut naming, shaming, showing," kata Makarim.

Untuk menggali data dan informasi awal, Makarim akan bergabung dengan beberapa pelapor khusus PBB lain. Pekan depan, ia akan berangkat ke markas PBB di Jenewa untuk mempersiapkan rencana kerjanya. (Baca:Israel: Serangan Selesai Jika Tujuan Kami Tercapai)

Makarim menggantikan Richard Falk, ahli hukum asal Amerika Serikat. Falk dalam menjalankan tugasnya secara terang-terangan menunjukkan sikap anti-Israel. Walhasil, ia tidak dapat diterima masuk ke wilayah Israel (Tel Aviv) untuk melaksanakan mandatnya dari PBB. Ia pun terpaksa mengembalikan mandatnya ke PBB.

Pilihan jatuh pada Makarim, Ketua Sidang HAM PBB 2005, seorang diplomat berkebangsaan Indonesia, negara yang bersikap tegas mendukung Palestina di PBB dan tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. "Saya tidak terganggu dengan posisi Indonesia. Sebab, saya di sini bertugas tidak membawa nama negara saya, tapi mandat PBB. Jadi tidak ada masalah," kata Makarim optimistis.




MARIA RITA

Berita lainnya:
Bocah 9 Tahun Polisikan Ortunya yang Jual Ganja Ilegal
Al-Maliki Pecat Menteri Luar Negeri Irak
Secara Mengejutkan Putin Berkunjung ke Nikaragua













Advertising
Advertising

Berita terkait

Komnas HAM Minta Pemerintah Segera Tindak Lanjuti Rekomendasi Komite HAM PBB

27 hari lalu

Komnas HAM Minta Pemerintah Segera Tindak Lanjuti Rekomendasi Komite HAM PBB

Komnas HAM apresiasi kesimpulan dan rekomendasi Komite HAM PBB. Meminta pemerintah implementasi kebijakan dan pelaksanaan di pusat serta daerah

Baca Selengkapnya

Cawe-cawe Jokowi Dipertanyakan dalam Sidang PBB, TPN: Cerminan Citra Jokowi di Mata Dunia

42 hari lalu

Cawe-cawe Jokowi Dipertanyakan dalam Sidang PBB, TPN: Cerminan Citra Jokowi di Mata Dunia

TPN Ganjar-Mahfud menilai sosoran PBB soal cawe-cawe Jokowi, telah membuat citra bekas Wali Kota Solo itu menjadi buruk di mata dunia.

Baca Selengkapnya

Laporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan

13 Februari 2024

Laporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan

Hiu bambu dan tiga satwa liar yang hidup di Indonesia masuk dalam laporan PBB. Ribuan spesies yang bermigrasi dalam situasi mengkhawatirkan.

Baca Selengkapnya

Negara Pesisir Samudera Hindia Rawan Tsunami, Kepala BMKG: Perkuat Mitigasi dan Peringatan Dini

9 Februari 2024

Negara Pesisir Samudera Hindia Rawan Tsunami, Kepala BMKG: Perkuat Mitigasi dan Peringatan Dini

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengajak negara pesisir Samudera Hindia untuk menggenjot sistem mitigasi tsunami, mencakup kesiagaan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Lee Young Ae Donasikan 50 Juta Won untuk Bantu Anak-anak di Gaza

22 November 2023

Lee Young Ae Donasikan 50 Juta Won untuk Bantu Anak-anak di Gaza

Donasi dari Lee Young Ae akan diberikan untuk mendukung perawatan medis bagi anak-anak di zona konflik jalur Gaza

Baca Selengkapnya

Dikritik Bersikap Netral Atas Konflik Gaza, Selena Gomez Akan Tinggalkan Instagram

3 November 2023

Dikritik Bersikap Netral Atas Konflik Gaza, Selena Gomez Akan Tinggalkan Instagram

Selena Gomez menghapus akun Instagram-nya, setelah dikritik karena komentarnya mengenai konflik Gaza

Baca Selengkapnya

Elon Musk Belum Bisa Pasok Internet ke Gaza Lewat Starlink, Mengapa?

31 Oktober 2023

Elon Musk Belum Bisa Pasok Internet ke Gaza Lewat Starlink, Mengapa?

Meskipun layanan telekomunikasi telah pulih di Gaza, seruan untuk bantuan internet Starlink milik Elon Musk terus berlanjut.

Baca Selengkapnya

Keadaan Warga dan Infrastruktur di Jalur Gaza dan Israel Setelah 8 Hari Konflik

16 Oktober 2023

Keadaan Warga dan Infrastruktur di Jalur Gaza dan Israel Setelah 8 Hari Konflik

Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya, Jalur Gaza Utara merupakan salah satu bangunan yang hancur dengan kerusakan paling parah pada stasiun oksigen.

Baca Selengkapnya

Sudah Lewat 8 Hari Konflik Hamas Vs Israel di Jalur Gaza dalam Angka

16 Oktober 2023

Sudah Lewat 8 Hari Konflik Hamas Vs Israel di Jalur Gaza dalam Angka

Bagaimana keadaan masyarakat dalam konflik Hamas vs Israel di Jalur Gaza? Korban jiwa dari sipil terus bertambah.

Baca Selengkapnya

Israel Blokade Total Jalur Gaza, Bagaimana Kelangsungan Hidup Warga Gaza?

13 Oktober 2023

Israel Blokade Total Jalur Gaza, Bagaimana Kelangsungan Hidup Warga Gaza?

Blokade total yang dilakukan oleh Israel semakin membuat puluhan ribu warga Jalur Gaza sengsara

Baca Selengkapnya