Beberapa warga Israel menyaksikan serangan yang dilancarakan pasukan Israel dan Hamas di jalur Gaza dengan menonton di bukit Sderot (11/7). Pesawat tempur Israel menghantam sebuah kedai kopi di Khan Yunis, menewaskan sembilan penggemar sepak bola yang sedang menyaksikan pertandingan semifinal Piala Dunia 2014 antara Belanda dan Argentina. AP/Lefteris Pitarakis
TEMPO.CO, Sderot - Militer Israel dan Hamas Palestina saling meluncurkan roket ke arah Gaza dalam serangan "balas-membalas" antara kedua pihak. Serangan yang dahsyat dari Israel membuat warga Palestina harus menyelamatkan diri. Ironisnya, serangan roket militer justru menjadi "tontonan seru" bagi warga Israel.
Seorang koresponden khusus Timur Tengah untuk harian Denmark Kristeligt Dagblad, Allan Sorensen, menunjukkan fakta tersebut lewat foto yang ia sebar dari akun Twitter-nya. Allan membagi sebuah foto yang menunjukkan beberapa warga Israel berkumpul di Kota Sderot, seraya duduk dengan tenang menyaksikan peluncuran roket.
"Bioskop Sderot: Warga Israel membawa kursi ke atas puncak bukit Sderot untuk menonton kabar terbaru tentang Gaza. Mereka bertepuk tangan ketika mendengar ledakan," kicau Allan, seperti dikutip oleh GlobalVoiceOnline.org, Kamis, 11 Juli 2014.
Kejadian itu diambil pada Rabu, 9 Juli 2014, saat militer Israel di Iron dome menembakkan roket ke Gaza untuk menahan serangan Hamas ke Tel Aviv. Kebanyakan roket yang diarahkan ke Israel tidak berdampak pada kerusakan serius. Di lain pihak, roket Israel menghancurkan setidaknya 200 rumah warga sipil Palestina. (Baca: Israel-Palestina Saling Luncurkan Puluhan Roket)
Sejak awal pekan ini, Israel mulai melancarkan Operasi Pertahanan Tepi di Gaza. Dari agresi tersebut, setidaknya seratus lebih warga Palestina, termasuk anak-anak dan wanita, tewas dan ratusan lainnya luka-luka. (Baca: Rapat dengan PBB, Israel-Palestina Saling Tuduh)
Sejumlah petinggi negara dan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah meminta Israel dan Palestina untuk menghentikan serangan secepatnya, tapi sepertinya itu mustahil. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjelaskan bahwa "tugas mereka belum selesai" dan masih ada lebih dari seribu target yang belum tercapai.