Pernah Kalah Debat, Obama Terpilih Jadi Presiden

Reporter

Senin, 23 Juni 2014 09:22 WIB

Barrack Obama dan Mitt Romney. REUTERS/Jason Reed

TEMPO.CO, Jakarta - Dua calon presiden, Prabowo dan Joko Widodo, hadir dalam acara debat pada Ahad malam, 22 Juni 2014, di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta Pusat. Debat malam itu membahas tema "Politik Internasional dan Ketahanan Nasional".

Menurut data dari riset Politicawave, Jokowi ternyata mendapat banyak dukungan pengguna media sosial di dunia maya. Data tersebut menunjukkan, ada 112.420 percakapan tentang Jokowi, sementara Prabowo 17.889. Malam itu, Jokowi menang untuk ketiga kalinya.

Namun menang di Internet tidak bisa jadi patokan bahwa kandidat tersebut akan memenangi pula pemilihan umum 9 Juli nanti. Contohnya Barack Obama. Ketika berdebat dengan Mitt Romney, Obama kalah, tapi akhirnya terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat yang ke-44.

Debat perdana kedua capres Amerika itu digelar pada 10 April 2012 dan ditonton oleh 50 juta orang dari seluruh dunia. Dikutip dari Forbes, malam itu Romney tampil penuh percaya diri, terlihat berpengalaman, dan memiliki visi dan program yang kuat untuk Amerika. Selama debat, kandidat dari Partai Republik itu juga selalu memegang kertas data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh moderator Jim Lehrer.

Sedangkan Obama seperti takut menjawab pertanyaan yang dilontarkan Romney. Dalam beberapa tangkapan kamera, Obama sering menunduk dan salah tingkah saat harus menjawab pertanyaan. Padahal setiap gestur dan gerakan kedua capres bisa memberikan kesan tersendiri bagi masyarakat.

Selain menampakkan gestur yang tidak sempurna, Obama juga gagal menjawab pertanyaan dari Romney ihwal rencana pemotongan pajak. (Baca: Begini Persiapan Obama Debat Kandidat Presiden AS)

"Obama telah memotong US$ 716 miliar untuk bagian dari reformasi kesehatan yang ia jalankan. Menurut saya, itu tidak ada manfaatnya," kata Romney saat itu.

The Guardian
menulis, dalam memberikan jawaban, Obama terlalu berbelit-belit dan seperti tidak yakin dengan apa yang dijelaskan. Setelah Obama selesai menjawab, moderator Lehrer akhirnya melanjutkan debat ke segmen berikutnya.

Tapi, dalam debat-debat setelah itu, Obama berhasil membalikkan keadaan dan melawan Romney. Pada akhirnya, Obama berhasil memenangi pemilu dan menjadi Presiden Amerika Serikat berkulit hitam pertama. (Baca: Nasib Obama dan Romney Ditentukan di Debat Final)




P. HESTYA | FOBERS | THE GUARDIAN | FOX NEWS





Berita Lain:
Pejabat Australia Temukan Lokasi Baru MH370
Kenya Imbau Warganya Tak Gelar Nobar Piala Dunia
Pengantin Anak di Iran Terancam Hukuman Mati

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya