TEMPO Interaktif, Jakarta: Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) merasa kesulitan mencari keluarga jenazah Anik. Ketika ditangkap dalam sebuah bus kota, Perempuan umur 45 tahun yang juga tenaga kerja Indonesia ilegal, hanya meninggalkan alamat, yaitu Jalan Embiya, Tembilahan, Indra Giri Hilir, Riau. "Hingga kini, jenazah Anik masih di kamar mayat Hospital Tanah Merah, dan KBRI belum bisa memulangkan jenazah Anik ke sisi keluarganya karena alamatnya tidak jelas," kata Rizaldi Ishak, pegawai bidang konsuler kepada Tempo di ruang kerjanya, Selasa (29/3).Pihak KBRI telah berupaya mencari keluarga korban, dan juga minta bantuan ke Polres Indra Giri Hilir untuk mencari keluarga Anik serta mengecek kebenaran alamat tersebut, supaya jenazah korban bisa dikuburkan di kampung halaman.Dalam kesempaan terpisah, SLO Kombes Polisi Dwi Priyatno di Kedutaan RI Kuala Lumpur menjelaskan, hasil otopsi jenazah Anik, tidak ada unsur penyiksaan. Hal ini berdasarkan surat laporan dari kantor polisi Tanah Merah Kelantan, No. 489/005 yang ditandatangi Muhammad Nur Ghani. "Kita percaya, pihak polisi Malaysia telah bekerjasama baik dan maksimal dalam menangani kasus ini," ujarnya.Dari laporan itu dapat diketahui, pada 22 Maret, tepat pukul 06.00 pagi waktu setempat, seorang wanita ditemukan mati di kamar mandi di blok wanita depo tahanan polisi. Berdasarkan barang bukti yang ditemui di lokasi kejadian, Anik menggantung diri dengan sehelai tudung yang diikat ke sebuah pipa.Pihak polisi Malaysia (Tanah Merah, Kelantan) memberi waktu seminggu lagi kepada KBRI untuk mencari keluarga korban. Seandainya dalam waktu seminggu gagal ditemui, maka jenazah Anik akan dikuburkan di Tanah Merah sesuai dengan undang-undang yang berlaku di Malaysia.T.H. Salengke