Seorang anak pendukung menggunakan topeng mantan kepala militer Mesir Abdel-Fattah el-Sissi saat menang pada pemilu presiden dengan suara 96.9 persen di Alexandria, Mesir (3/6). AP/Mohammed Asad
TEMPO.CO, Kairo - Presiden Mesir yang baru saja terpilih, Abdel Fattah el-Sisi, pada Senin, 9 Juni 2014, memerintahkan Perdana Menteri membentuk pemerintahan baru. Perintah itu disampaikan sehari setelah bekas panglima angkatan bersenjata tersebut bersumpah akan melibas terorisme di Mesir.
Mengutip keterangan pejabat pemerintahan Mesir, kantor berita Reuters mengatakan Sisi dan Perdana Menteri Ibrahim Mehleb diharapkan tetap mempertahankan menteri-menteri terkemuka, misalnya menteri keuangan. (Baca: Sisi Bersumpah Sapu Bersih Teroris di Mesir)
Sisi diambil sumpahnya sebagai presiden pada Ahad, 8 Juni 2014, sebagai presiden Mesir keenam setelah unggul dalam pemilihan presiden pada 25-26 Mei 2014 dengan meraih 97 persen suara.
Dalam pidato usai dilantik, Sisi menyatakan dirinya sebagai pemimpin bagi seluruh rakyat Mesir. Dia kemudian bersumpah tidak akan melakukan rekonsiliasi bagi siapa pun yang melakukan kejahatan atau kekerasan terhadap warga Mesir. (Baca: Sisi, Tokoh Sentral Mesir Setelah Penggulingan Mursi)
Pernyataan keras Sisi itu sesungguhnya ditujukan terhadap Al-Ikhwan Al-Muslimun selaku pendukung Presiden Muhamad Mursi yang digulingkan pada 3 Juli 2014 dan kelompok Islam lainnya. Sisi juga menyatakan bahwa pemerintahannya fokus pada memerangi terorisme.
"Mengalahkan terorisme dan menciptakan keamanan adalah prioritas utama dalam pemerintahan kami," tulis Reuters mengutip pidato Sisi. (Baca: Jenderal Sisi Menang Mutlak di Pemilu Mesir)