Seorang prajurit membawa senapan Kalashnikov di dekat lokasi ledakan bom mobil di luar markas kompleks tentara Yaman, di selatan Aden, Yaman (3/4). REUTERS/Mohamed al-Sayaghi
TEMPO.CO, Sanaa - Sedikitnya 120 orang dilaporkan tewas menyusul perang di kawasan sebelah utara Yaman, Senin, 2 Juni 2014. Perang ini melibatkan pemberontak muslim Syiah Houthis dengan pasukan pemerintah sebelum kedua belah pihak sepakat melakukan gencatan senjata.
Wakil Gubernur Provinsi Omran, Ahmed al-Bekry, dalam keterangannya seperti dilansir Al Arabiya News, Selasa, 3 Juni 2014 mengatakan bahwa jet pasukan pemerintah menghujani bom basis pejuang Houthis. "Pada aksi tersebut sebanyak 100 orang tewas. Sekitar 20 tentara pemerintah mati," dia mengungkapkan.
Dia menerangkan pertempuran berakhir pada Senin, 2 Juni 2014 setelah kedua belah pihak setuju melakukan gencatan senjata. Selasa, 3 Juni 2014, sudah tidak ada suara tembakan lagi. "Hari ini kondisinya tenang setelah ada upaya mediasi oleh Kementerian Dalam Negeri," kata Bekry kepada Reuters.
Dia mengatakan aksi angkatan udara Yaman pada Senin, 2 Juni 2014 merupakan salah satu alasan bagi kaum Houthis menerima genjatan senjata. Pertempuran di Omran, kawasan yang dikuasai oleh milisi Syiah, adalah upaya suku tradisional itu untuk menguasai daerah di sebelah utara datara tinggi. Saat ini Yaman mendapatkan ancaman dari al-Qaeda dan kaum separatis di selatan.
Bentrok senjata di Yaman kerap kali berlangsung dalam beberapa bulan, melibatkan pasukan pemerintah dengan suku Houthis, diambil dari nama pemimpin tradisional Syiah. Houthis menuduh pemerintah Yaman telah dikuasai oleh muslim Sunni.