Coklat Cadbury. Andrew Harrer/Bloomberg via Getty Images
TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Pabrik cokelat Cadbury Malaysia menggelar investigasi setelah dua produk perusahaannya mengandung DNA babi, binatang yang diharamkan oleh negara berpenduduk mayoritas muslim itu.
Perusahaan ini terpaksa menarik seluruh produk jenis Dairy Milk Hazelnut (kemiri) dan Dairy Milk Roasted Almond (kacang), Sabtu, 24 Mei 2014, setelah Kementerian Kesehatan Malaysia membenarkan informasi bahwa lembaganya menemukan DNA babi dalam produk cokelat tersebut.
Dalam laman Facebook-nya, pabrik Cadbury Malaysia mengatakan, "Kami sangat memahami pentingnya produk halal bagi masyarakat muslim Malaysia. Hal itu juga menjadi perhatian yang sangat tinggi bagi kami di sini, tempat Cadbury berdiri. Sejak pertama kami mengetahui (soal DNA babi), kami secara aktif melakukan investigasi."
Semula Cadbury Malaysia tidak mengindahkan beredarnya isu produk mengadung DNA babi melalui jejaring media sosial. Meski demikian, pada Senin, 26 Mei 2014, perusahaan ini mengatakan, "Kami turut prihatin atas kecemasan yang menimpa Anda. Tidak ada yang lebih penting bagi kami kecuali kepercayaan Anda."
Media Malaysia, Rabu, 28 Mei 2014, mengabarkan Menteri Kesehatan Malaysia telah mengungkap temuan DNA babi yang terkandung dalam cokelat produksi Cadbury. Mengutip keterangan Menteri Kesehatan S. Subramaniam, New Straits Times menulis, "Tindakan hukum adalah sikap paling tepat." Koran ini juga mengatakan setidaknya sepuluh lembaga swadaya masyarakat berbasis agama Islam menggugat perusahaan ini, termasuk menuntut penutupan pabrik.
Dalam akun Twitter-nya, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menulis "Harapan yang menggunung". Setelah melalui jalan panjang, akhirnya koalisi oposisi dideklarasikan secara resmi dengan logo bertulisan "HARAPAN", yang huruf "A" keempat berupa anak panah Arjuna- tokoh dalam kisah epik Mahabarata. Dengan pilihan ini, metamorfosis Pakatan Rakyat, partai oposisi Malaysia, membayangkan pemilihan umum yang akan datang sebagai arena perang melawan Karna, yakni Barisan Nasional- partai berkuasa sekarang.