Video yang dirilis oleh kelompok pemberontak Nigeria Islam Boko Haram, dimana pemimpin kelompok pemberontak Nigeria Islam Boko Haram telah menawarkan untuk melepaskan lebih dari 200 siswi diculik oleh pejuang bulan lalu dalam pertukaran tahanan militan Boko Haram dibebaskan. Sekitar 100 anak perempuan mengenakan jilbab dan berdoa ditunjukkan dalam sebuah lokasi yang rahasiakan dalam video 17-menit. REUTERS/Boko Haram handout via Reuters TV
TEMPO.CO, Abuja - Milisi bersenjata Boko Haram bersumpah tidak akan membebaskan lebih dari 200 pelajar putri yang diculik jika tuntutan mereka tidak dipenuhi pemerintah Nigeria. Boko Haram menuntut pembebasan seluruh pejuangnya yang saat ini ditahan di sejumlah penjara di negara itu.
Boko Haram merilis video terbaru berisi tayangan ratusan pelajar perempuan yang diculik dari sekolah menengah di Kota Chibok, Provinsi Borno, Nigeria, pada 14 April 2014. (Baca:BokoHaram Rilis Video Siswi yang Diculik)
"Kami tidak akan membebaskan mereka selama kamu menahan saudara-saudara kami," kata Then Shekau, pemimpin Boko Haram yang berbicara dalam rekaman video itu. Di video itu, ia tampak mengenakan pakaian militer dan memegang senjata AK-47.
Menteri Informasi Nigeria Mike Omeri mengatakan pemerintah telah menonton tayangan video terbaru yang dirilis Boko Haram. Pemerintah, ujarnya, sedang mempelajari segala opsi untuk membebaskan seluruh pelajar yang diculik dan mempertemukan mereka kembali dengan orang tuanya. (Baca:53 Pelajar Melarikan Diri dari Markas BokoHaram)
Rekaman video itu juga sudah diberikan kepada orang tua dan keluarga para pelajar perempuan yang diculik agar mereka dapat mengidentifikasi anak-anak mereka.
Media Reuters, Selasa, 13 Mei 2014 memberitakan ratusan milisi Boko Haram saat ini dipenjara karena terlibat dalam berbagai aksi kekerasan. (Baca:Marinir AS Temukan Lokasi Persembunyian BokoHaram)
Sejumlah organisasi hak asasi manusia sebelumnya mengungkap barak-barak di Giwa telah digunakan secara ilegal untuk menahan dan menyiksa orang-orang yang diduga terlibat dalam aksi kekerasan di Nigeria. Namun, militer membantah tudingan organisasi HAM itu.