Massa Anti-Yingluck Ultimatum TV Hentikan Siaran

Reporter

Sabtu, 10 Mei 2014 11:33 WIB

Pemimpin protes anti-pemerintah Suthep Thaugsuban (kanan depan) berjabat tangan dengan pendukung saat pawai di Bangkok, Thailand (27/3). Suthep telah meminta pawai massa lain pada 29 Maret dalam upaya untuk menggulingkan pemerintah Perdana Menteri Yingluck Shinawatra yang hingga kini masih bergulir. (AP/Sakchai Lalit)

TEMPO.CO, Bangkok - Demonstran anti-pemerintah yang berkuasa di Thailand mengancam dan menduduki stasiun televisi pemerintah bersamaan dengan aksi mereka turun ke jalan-jalan di Kota Bangkok.

Seperti dilansir Sydney Herald Morning, Sabtu, 10 Mei 2014, para pendemo sebelumnya telah mengepung lima stasiun radio. Mereka menuntut penghentian siaran berita dari sumber-sumber pemerintah. (Baca: Perdana Menteri Thailand Yingluck Dilengserkan)

Sekretaris Jenderal Komisi Reformasi Rakyat Demokrat Suthep Thaugsuban memberikan ultimatum kepada televisi pemerintah untuk memenuhi tuntutan para demonstran dalam waktu tiga hari. "Jika kamu tidak dapat melakukannya dalam tiga hari, kami, rakyat, yang akan melakukannya dengan cara kami," kata Suthep mengancam.

Kelompok anti-pemerintah, yang diklaim menggunakan pengadilan konstitusi untuk menjatuhkan Yingluck Shinawatra dari jabatannya sebagai Perdana Menteri, telah menambah gentingnya krisis politik di Thailand. (Baca: Yingluck: Tak Akan Ada Kudeta Militer di Thailand)

Kelompok Kaus Merah, kelompok pendukung Yingluck, memperingatkan pemimpin anti-pemerintah, Suthep Thaugsuban, untuk tidak melakukan provokasi yang memunculkan chaos. Suthep dan kelompoknya diyakini mendapat dukungan dari jaringan militer.

Pemimpin kelompok Kaus Merah, Jatuporn Prompan, juga mengingatkan pendukungnya untuk tidak terintimidasi dengan dikepungnya televisi itu ataupun pencopotan jabatan Yingluck. "Jangan lakukan sesuatu yang dapat menciptakan alasan bagi mereka untuk menggulingkan demokrasi," kata Jatuporn.

Asosiasi Jurnalis Thailand dan Asosiasi Jurnalis Radio Thailand dalam pernyataan bersamanya meminta para demonstran untuk menghentikan intimidasinya ke media. Jurnalis juga diminta tetap independen, tidak berpihak. (Baca: RSF: Kemerdekaan Pers Indonesia Membaik)

Human Rights Watch mengatakan para demonstran telah mempertontonkan betapa jeleknya penghormatan mereka pada kemerdekaan pers.

Foto-foto Suthep yang didakwa melakukan pembunuhan dalam aksi berdarah pada 2010 memenuhi kantor-kantor pemerintah. Kelompok pro-pemerintah menuntut bertemu dengan seorang polisi senior yang gagal menangkap Suthep. Hal ini kontras dengan apa yang dilakukan penegak hukum ketika secara cepat menghukum Yingluck atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan.

BANGKOK POST | SYDNEY MORNING HERALD | MARIA RITA HASUGIAN



Terpopuler:
Filipina Tenderkan Blok Migas di Laut Cina Selatan
Jatuh dari Ketinggian 1.500 Meter, Cuma Keseleo
Tolak Akun FB Dihapus, Remaja Ini Bunuh Diri















Advertising
Advertising

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya