Puluhan Masa membakar Bendera Malaysia di Teuku Umar Jakarta, (13/11) Aksi pembakaran ini protes terkait pemerkosaan yang di lakukan polisi Negara Malaysia terhadap Tenaga Kerja Wanita (TKI). Tempo/Amston Probel
TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Sembilan tersangka yang diduga kuat militan Malaysia berhasil ditangkap pada Senin, 28 April 2014. Menurut Kepolisian Malaysia, mereka diduga telah merencanakan sejumlah tindakan teror di dalam dan di luar negeri.
Dikutip dari Associated Press, Kepala Polisi Malaysia Khalid Abu Bakar mengatakan sembilan orang yang berusia antara 25-55 tahun ditangkap di beberapa lokasi di dekat Kuala Lumpur dan Kedah, wilayah utara Malaysia yang berbatasan dengan Thailand.
Dalam sebuah pernyataan, Khalid membenarkan bahwa kesembilan orang ini terlibat sebuah kelompok militan yang telah merencanakan aksi teror di dalam dan luar negeri. Mereka juga diyakini memiliki hubungan dengan jaringan teroris internasional.
Beberapa dari tersangka diketahui telah menjalani pelatihan terorisme dan mengadakan pertemuan rahasia untuk menggalang dana dan menyebarkan ideologi militan mereka. (Baca: Malaysia Minta Tentara Sulu Disebut 'Teroris')
Selama sepuluh tahun terakhir, pemerintah Malaysia telah menahan lebih dari 100 tersangka militan, sebagian besar dari mereka diduga anggota Jemaah Islamiyah, kelompok teroris regional yang berhubungan dengan Al-Qaeda. Pihak berwenang telah membebaskan sebagian besar dari mereka yang sebelumnya telah direhabilitasi.
Dalam akun Twitter-nya, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menulis "Harapan yang menggunung". Setelah melalui jalan panjang, akhirnya koalisi oposisi dideklarasikan secara resmi dengan logo bertulisan "HARAPAN", yang huruf "A" keempat berupa anak panah Arjuna- tokoh dalam kisah epik Mahabarata. Dengan pilihan ini, metamorfosis Pakatan Rakyat, partai oposisi Malaysia, membayangkan pemilihan umum yang akan datang sebagai arena perang melawan Karna, yakni Barisan Nasional- partai berkuasa sekarang.