Pelayat memberikan penghormatan kepada korban kapal feri Sewol yang tenggelam di sebuah gimnasium di Ansan, Korea Selatan (23/4). Petugas mengevakuasi lebih dari 130 jenazah korban dari feri yang tenggelam ini. Spanduk bertuliskan "Turut Berbela Sungkawa". (AP Photo/Korea Pool)
TEMPO.CO, Ansan - Ribuan orang tampak berduka di lokasi peringatan sementara bagi ratusan kapal feri Sewol yang tenggelam pekan lalu. Lokasi mengenang peristiwa ini terletak di pelabuhan Jindo, tak jauh dari lokasi pencarian korban oleh tim penyelamat.
Titik fokus berkabung nasional diadakan di Ansan, tempat sekolah tinggi Danwon yang merupakan asal siswa korban kecelakaan yang hingga kini sudah merenggut 150 nyawa. Tempat berkabung diadakan di stadion olahraga dalam ruangan yang sudah dibuka sejak hari ini.
Selain kesedihan, keluarga dan masyarakat yang ikut berkabung itu juga terlihat sangat marah. Beberpa dari mereka bahkan menangis dan menghujat pemerintah karena tak bisa menyelamatkan lebih banyak orang. Menurut laporan News.com.au, Rabu, 24 April 2014, sejumlah orang datang mengenakan banner dengan tulisan "Saya Benci Republik Korea".
Orang-orang yang datang membawa bunga krisan putih yang diberikan oleh relawan. Mereka menangis, membungkuk, dan berdoa di depan altar dengan tulisan, "Kami berdoa bagi jiwa-jiwa yang meninggal." Bunga kirsan itu mereka letakkan di bawah foto siswa.
Sementara itu, tim penyelamat masih mengupayakan usaha pencarian 152 orang lainnya yang dinyatakan hilang. Mereka juga ikut menenangkan kerabat korban yang terlihat depresi. "Kami membersihkan tubuh, tapi tidak mengubah pakaian bahkan kaus kaki mereka agar lebih mudah dikenali keluarganya," kata pejabat yang terlibat dalam pencarian.
Sejak hilang pekan lalu, sebagian kerabat korban memang mulai berjaga-jaga di pelabuhan Jindo, menunggu korban lainnya dan berharap masih ada yang selamat. Sedangkan korban tewas yang berhasil ditemukan masuk ke dalam tenda kecil untuk diidentifikasi.