Dubes Rusia: Krisis Ukraina Tanggung Jawab Kiev  

Reporter

Editor

Natalia Santi

Rabu, 23 April 2014 17:44 WIB

Duta Besar Rusia Mikhail Yurievich Galuzin, dalam konferensi pers terkait situasi Ukraina di kediamannya di Jakarta (23/4). Tempo/Natalia Santi

TEMPO.CO, Jakarta – Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Yurievich Galuzin mengatakan pemerintah yang berkuasa di Kiev bertanggung jawab membereskan masalah di Ukraina, bukan Moskow.

“Banyak media Barat mengatakan Rusia bertanggung jawab menyelesaikan masalah di Ukraina, padahal seharusnya pemerintah yang saat ini berkuasa di Kiev-lah yang harus bertanggung jawab penuh,” kata Galuzin dalam konferensi pers yang digelar di kediamannya di Jakarta, Rabu, 23 April 2014.

Kesepakatan Jenewa yang dicapai Rusia, Amerika Serikat, Ukraina, dan Uni Eropa, kata Galuzin, merupakan salah satu cara masyarakat internasional membantu menyelesaikan krisis di Ukraina. Kesepakatan itu ditandatangani empat perwakilan negara besar, yakni Menteri Luar Negeri Rusia Sergey V. Lavrov, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry, Kepala Bidang Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton, dan pejabat Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Deshchytsia. (Baca:Rusia Peringatkan Ukraina Soal Perang Saudara)

Dokumen tersebut antara lain berisi perintah pelucutan senjata kelompok militan, pembebasan gedung-gedung pemerintah dari pendudukan yang tidak sah, pembebasan Alun-alun Kemerdekaan di Kiev, serta pemberian amnesti bagi para demonstran, kecuali yang melakukan kejahatan.

Menurut Galuzin, dalam kesepakatan itu Rusia menggarisbawahi pentingnya reformasi konstitusi Ukraina yang harus dilakukan oleh semua kekuatan politik secara insklusif dan transparan. Juga bantuan ekonomi dan keuangan di Ukraina, seiring dengan dipatuhinya kesepakatan tersebut terutama oleh pemerintah Ukraina. (Baca: Politikus Ukraina Tewas Disiksa Militan Pro-Rusia)

“Pelaksana kesepakatan Jenewa adalah ujian bagi pemerintah Ukraina, bukan ujian untuk Rusia. Dan bisa dikatakan mereka sampai saat ini belum lulus dari ujian itu,” kata Galuzin sambil berulang kali menegaskan bahwa pemerintah Kiev saat ini adalah pemerintah yang tidak sah karena merebut kekuasaan secara tidak konstitusional.

Rusia menilai hingga kini Kiev belum melaksanakan satu pun kesepakatan Jenewa. Senjata demonstran nasionalis--Sektor Kanan (Pravy Sektor)--yang menduduki Alun-alun Kemerdekaan di Kiev hingga kini belum dilucuti. Adapun gedung-gedung yang diduduki oleh Pravy Sektor belum dibebaskan, termasuk Lapangan Maidan.

Galuzin juga mengecam tindakan pemerintah Kiev yang dianggap brutal karena menyerang warganya sendiri di wilayah selatan dan tenggara Ukraina, tetapi tidak menindak kelompok militan Pravy Sektor yang membunuhi warga sipil.

“Pemerintah Ukraina harus berhenti menakut-nakuti warganya dan mengirim pesawat ke wilayah tenggara dan selatan Ukraina,” kata Galuzin. Rusia juga berharap Ukraina segera meluncurkan reformasi konstitusi seperti yang diharapkan, bukan diucapkan lewat bibir pejabat saja.




NATALIA SANTI




Terpopuler
Soal Arloji, Media Singapura Serang Moeldoko
SBY Kaget Hadi Poernomo Jadi Tersangka
Korupsi E-KTP, KPK Geledah Ditjen Kependudukan







Advertising
Advertising

Berita terkait

Ukraina Buat Daftar Pria Tidak Bertanggung Jawab, Apa Maksudnya?

8 Februari 2018

Ukraina Buat Daftar Pria Tidak Bertanggung Jawab, Apa Maksudnya?

Ukraina membuat daftar elektronik nama-nama pria yang tidak bertanggung jawab menafkahi anaknya.

Baca Selengkapnya

Gudang Senjata Meledak di Ukraina, 30 Ribu Warga Dievakuasi

13 November 2017

Gudang Senjata Meledak di Ukraina, 30 Ribu Warga Dievakuasi

Gudang senjata di Ukraina meledak, menyebabkan satu orang perempuan cedera.

Baca Selengkapnya

Gudang Senjata Terbesar Ukraina Meledak, 30 Ribu Orang Dievakuasi

27 September 2017

Gudang Senjata Terbesar Ukraina Meledak, 30 Ribu Orang Dievakuasi

Sebelumnya, gudang senjata Ukraina juga meledak pada Maret lalu.

Baca Selengkapnya

Ukraina Jadi Tuan Rumah Kontes Lagu Eropa Eurovision-2017

8 Mei 2017

Ukraina Jadi Tuan Rumah Kontes Lagu Eropa Eurovision-2017

Menurut Kedutaan Besar Ukraina, negaranya tetap akan mengadakan kontes Eurovision-2017, di tengah perang "hibrid" dengan Rusia.

Baca Selengkapnya

Putri Pejabat Digigit Anjing Jadi Gunjingan di Media Sosial

8 Mei 2017

Putri Pejabat Digigit Anjing Jadi Gunjingan di Media Sosial

Putri seorang pejabat Ukraina berusia 6 tahun digigit anjing di wilayah Krimea, yang dicaplok Rusia.

Baca Selengkapnya

Anak Pejabat Ukraina Naik Helikopter ke Sekolah Dikritik Netizen  

21 Maret 2017

Anak Pejabat Ukraina Naik Helikopter ke Sekolah Dikritik Netizen  

Mantan pejabat tinggi di Kementerian Olahraga Ukraina menuai kritik di media sosial setelah mengantar anaknya ke sekolah menggunakan helikopter.

Baca Selengkapnya

Perang Ukraina Lawan Pemberontak, Warga Hidup tanpa Listrik  

5 Februari 2017

Perang Ukraina Lawan Pemberontak, Warga Hidup tanpa Listrik  

Bentrok senjata antara pasukan pemerintah dan pemberontak pro-Rusia mengakibatkan kerusakan infrastruktur.

Baca Selengkapnya

Presiden Ukraina Klaim 54 Persen Rakyat Ingin Gabung NATO  

2 Februari 2017

Presiden Ukraina Klaim 54 Persen Rakyat Ingin Gabung NATO  

Presiden Ukraina, Petro Poroshenko mengklaim 54 persen rakyatnya ingin Ukraina bergabung dengan NATO.

Baca Selengkapnya

Ukraina-Rusia Perang Terbuka, 13 Orang Tewas

2 Februari 2017

Ukraina-Rusia Perang Terbuka, 13 Orang Tewas

Ukraina dan Rusia terlibat perang terbuka di perbatasan, 13 orang tewas.

Baca Selengkapnya

Ukraina Sita Peluru Kendali Buatan Rusia untuk Iran

24 Januari 2017

Ukraina Sita Peluru Kendali Buatan Rusia untuk Iran

Ukraina menyita pesawat kargo berisi peluru kendali anti-tank buatan Rusia yang akan diterbangkan ke Iran.

Baca Selengkapnya