Amerika Siap Kurangi Jumlah Pasukan di Afganistan  

Reporter

Editor

Rosalina ocha

Selasa, 22 April 2014 15:43 WIB

Tentara Amerika Serikat berjaga-jaga setelah terjadi penyerangan di markas PBB, di Kabul, Afganistan(2/4). AP/Musadeq Sadeq

TEMPO.CO, Washington - Jumlah pasukan Amerika Serikat (AS) di Afganistan kemungkinan akan tersisa di bawah sepuluh ribu pasukan. Menurut pejabat pemerintahan AS, jumlah ini merupakan permintaan jumlah pasukan minimum AS yang akan dimanfaatkan untuk melatih pasukan Afganistan.

Sejak pemilihan umum Afganistan yang digelar 5 April lalu, Gedung Putih, Departemen Luar Negeri, dan Pentagon kembali berdiskusi mengenai berapa banyak pasukan AS yang harus tetap bertahan setelah koalisi pimpinan kedua belah pihak mengakhiri misinya tahun ini.

Keputusan untuk mempertimbangkan jumlah pasukan yang lebih sedikit, sekitar kurang dari 5.000 pasukan, akan mencerminkan keyakinan di kalangan pejabat Gedung Putih bahwa pasukan keamanan Afganistan telah berevolusi menjadi kekuatan yang cukup kuat untuk mengimbangi kelompok militan Taliban. Sehingga nantinya pasukan AS bisa fokus pada menanggulangi aksi terorisme atau untuk operasi pelatihan.

Kepercayaan ini, kata pejabat pemerintahan AS, didasarkan pada kejutan bahwa Afganistan mampu menjalankan pemilihan secara aman dan mendapat pujian dari dunia internasional. Diperkirakan pemilu Afganistan diikuti oleh 60 persen dari 12 juta pemilih terdaftar, dan pemerintah mampu mencegah serangan Taliban saat hari pemilihan.

Pemerintahan Presiden AS Barack Obama tengah menimbang kemungkinan sisa pasukan selama berbulan-bulan. "Diskusi yang dijalankan sangat aktif. Mereka sedang mencari opsi di bawah sepuluh ribu pasukan," kata seorang pejabat pemerintahan AS yang meminta untuk tidak disebutkan namanya kepada Reuters, Senin, 21 April 2014.

Saat ini, ada sekitar 33 ribu tentara AS di Afganistan. Jumlah ini sudah jauh berkurang dibanding 2011 yang sebanyak seratus ribu pasukan ketika berkonflik dengan jaringan Al-Qaeda di Afganistan setelah tragedi 11 September 2011.

REUTERS | ROSALINA

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya