Seorang petugas kepolisian mengatur para pengungsi saat antri untuk mendapatkan air bersih di kamp Misi PBB di Sudan Selatan (UNMISS) di Malakal, Negara Bagian Nil Atas, Sudan Selatan, Senin (3/3). REUTERS/Andreea Campeanu
TEMPO.CO, Jonglei – Segerombol massa bersenjata yang berpura-pura menjadi demonstran damai di kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Sudan Selatan, memaksa masuk ke kawasan yang melindungi sekitar 5.000 warga sipil itu. Akibatnya, bentrokan pun tak terelakkan.
“Massa bersenjata memaksa masuk ke wilayah tersebut dan menembaki para pengungsi yang berlindung di dalam pangkalan,” kata juru bicara PBB, Stephane Dujarric, di Jonglei, Sudan Selatan, kepada Reuters, Jumat, 18 April 2014.
Sumber PBB yang berbicara dengan syarat anonim menuturkan, setidaknya 20 orang tewas dan 60 orang terluka dalam serangan di pangkalan PBB di Kota Bor, negara bagian Jonglei pada Kamis, 17 April 2014. Di pangkalan ini, banyak pasukan perdamaian yang berasal dari India dan Korea Selatan.
Sementara itu, Dujarric mengatakan, puluhan warga sipil dan dua penjaga perdamaian PBB terluka. Namun jumlah korban tewas belum dikonfirmasi. Para penjaga tidak siap dengan serangan yang dilancarkan, sebab para penyerang berkedok demonstran damai yang berniat mengajukan petisi ke UNMISS (misi perdamaian PBB).
Lebih dari satu juta orang telah meninggalkan rumah mereka sejak pertempuran meletus di negara termuda di dunia pada bulan Desember lalu. Pertempuran di sejumlah daerah terjadi antara pasukan pendukung Presiden Salva Kiir dan tentara yang setia kepada Wakil Presiden Riek Machar yang dipecat.