Kapal selam mini tak berawak, Bluefin-21 autonomous underwater vehicle (AUV) kembali diturunkan untuk mencari pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang semenjak 8 Maret 2014 di Samudera Hindia, (15/4). REUTERS/Angkatan Pertahanan Australia
TEMPO.CO, Perth - Robot Bluefin-21 merupakan satu-satunya harapan untuk menemukan jejak pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang lebih lebih dari sebulan. Namun, sejak diturunkan ke air pada Senin pagi waktu Perth, Australia, selama 16 jam, robot ini kembali ke permukaan tanpa membawa hasil.
"Ini bukan hal aneh. Kami telah mengoperasikan Bluefin ke seluruh dunia. Ini bukan hal mudah mengingat robot ini masuk ke daerah yang grafiknya tidak akurat dan informasi sangat sedikit," kata CEO Bluefi Robotics, David Kelly, seperti dilaporkan oleh CNN, Rabu, 16 April 2014.
Badan Pusat Koordinasi Bersama (JACC) menyatakan kemarin setelah menyelesaikan misinya sekitar 16 jam, Bluefin dinyatakan telah melebihi batas kedalaman operasional. Namun, JACC tidak menjelaskan berapa kedalaman yang sudah dicapai oleh robot autonomous underwater vehicle (AUV) ini.
Sementara itu, data yang berhasil dikumpulkan Bluefin sudah berhasil dianalisis, tetapi belum menemukan tanda-tanda kotak hitam atau puing MH370. "Mungkin di beberapa area yang dicari terlalu dalam," kata Stefan Willian, profesor robotika kelautan dari University of Sydney, kepada AP.
Bluefin melakukan misi keduanya sejak siang kemarin waktu Perth. Diharapkan kondisi cuara perairan Samudra Indonesia cerah dan bisa mempermudah pencarian puing MH370.