Pria-pria bersenjata yang diyakini prajurit Rusia, berjaga-jaga didepan prajurit Ukraina di sebuah pangkalan udara militer, di Krimea Belbek, Sevastopol (22/3). Pasukan Rusia memaksa masuk ke sebuah pangkalan udara Ukraina di Krimea dengan kendaraan lapis baja, kebakaran otomatis dan granat setrum. REUTERS/Shamil Zhumatov
Dilaporkan BBC, di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri, Jen Psaki, mengutuk "upaya Rusia menggunakan energi sebagai alat pemaksaan" terhadap Ukraina. Memang, selama ini Rusia merupakan pemasok sumber energi terbesar untuk Ukraina.
Menurut Psaki, ketergantungan ini dimanfaatkan Rusia. Ukraina diminta membayar gas Rusia dengan harga yang tidak sesuai dengan harga pasar.
Tidak hanya itu, Presiden Rusia Vladimir Putih juga telah menulis peringatan kepada 18 negara Eropa bahwa jika Ukraina tidak segera membayar utang gasnya maka akan tercipta "situasi krisis". Menurut Gazprom, raksasa energi Rusia, utang Ukraina mencapai US$ 2,2 miliar.
Ada kekhawatiran bahwa ketegangan ini akhirnya akan memicu kekurangan gas di Eropa, mengingat pasokan gas dari Rusia ke sejumlah negara Eropa melalui pipa transit yang berada di Ukraina.
Sebelumnya, beberapa negara Uni Eropa mengalami kekurangan gas. Namun mereka mengatakan masih memiliki persediaan tambahan untuk menangani setiap gangguan seperti sekarang.
Menanggapi hal ini, Washington juga tengah bekerja sama dengan Ukraina untuk menyediakan pembiayaan guna memenuhi kebutuhan negara ini sehingga Ukraina tak perlu lagi bergantung pada Rusia.