Sensor pinger locator ditunjukkan kepada media di pangkalan AL HMAS Stirling, Perth, Australia (30/3). Sensor ini akan dibawa oleh kapal Ocean Shield untuk mencari pesawat Malaysia Airlines MH370 di Samudra Hindia. AP Photo/Rob Griffith
TEMPO.CO, Washington - Pencarian Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 yang hilang sejak 8 Maret silam telah menjadi perncarian multinasional yang melibatkan sejumlah negara. Tak ayal, sejumlah tenaga dan dana tercurah untuk pencarian masif tersebut.
Militer Amerika Serikat, yang juga mengirimkan detektor kotak hitam untuk pencarian ini, disebut telah menghabiskan dana US$ 3,3 juta atau setara Rp 37,3 miliar. Jumlah yang tak sedikit untuk dikontribusikan bagi negara lain.
Namun, seperti dilaporkan Malaysia Insider, Pentagon tampaknya telah menganggarkan dana yang lebih besar untuk pencarian ini. Pada Rabu, 2 April 2014, seorang juru bicara Pentagon menyebutkan, dalam rencana pencarian MH370, AS telah menganggarkan dana dua kali lipat dari jumlah yang sudah dikeluarkan saat ini, yakni sekitar US$ 8 juta.
Menurut Kolonel Steve Warren, dana US$ 3,3 juta tersebut telah dihabiskan Departemen Pertahanan untuk pencarian MH370 sejak 8 Maret hingga 24 Maret.
“Angka ini digunakan untuk kapal uap, helikopter, dan pesawat,” kata Warren.
Apalagi, kini pencarian pesawat yang membawa 239 penumpang itu telah bergeser ke Samudera Hindia, yang merupakan salah satu lautan terluas dan terdalam. Tentu saja, sejumlah peralatan canggih akan diterjunkan di sana. (Baca: Tiga Perangkat Canggih untuk Mengendus MH370)
Pentagon juga telah menggunakan anggaran tersebut untuk memenuhi permintaan Malaysia guna meyediakan peralatan pencarian bawah air, seperti detektor kotak hitam dan kendaraan bawah air. (Baca: Kapal Perang Bawa Detektor, Cari Kotak Hitam MH370)