Etnis Muslim Tatar Bentuk Otonomi Khusus di Crimea

Reporter

Minggu, 30 Maret 2014 16:27 WIB

Seorang wanita lanjut usia memegang kalender pemimpi Soviet Josef Stalin saat bergembira menyaksikan siaran langsung Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara mengenai Crimea di Sevastopol, Crimea (18/3). Crimea bergabung dengan Rusia sejalan dengan "norma-norma demokrasi dan hukum internasional". AP/Vadim Ghirda

TEMPO.CO, Bakhchysaray - Etnis muslim Tatar menggelar kongres untuk membentuk pemerintah otonom khusus di Crimea, Sabtu, 29 Maret 2014. Etnis Tatar saat ini berjumlah sekitar 300 ribu orang dan tinggal di wilayah Crimea yang kini tergabung dalam Federasi Rusia setelah merdeka dari Ukraina.

Sekitar 200 suku Tatar berkumpul di Kota Bakhchysaray untuk menggelar kongres (Qurultai). sejumlah pejabat Rusia dan pemimpin agama seperti Ulama Besar Ravil Gainutdin yang juga beretnis Tatar dan Refat Chubarov, pemimpin majelis Tatar Crimea, juga hadir. (Baca:PBB Anggap Referendum di Crimea Ilegal )

Gainutdin meminta peserta kongres memberikan suara atas perumusan draf resolusi yang berisi prosedur politik dan hukum nasional serta otonomi wilayah Tatar di Crimea berdasarkan sejarah kehadiran etnis itu di Crimea. "Ini tanah Crimea, tanah air suku Tatar Crimea," kata Gainutdin.

Chubarov mengatakan saat ini adalah momen dalam hidup setiap orang Tatar untuk membuat pilihan guna menentukan masa depannya. Refat memimpin delagasi kongres Tatar untuk merancang draf resolusi tentang penentuan pemerintahan sendiri dengan pembentukan otonomi khusus di Crimea. (Baca:Ukraina Tarik Pasukannya dari Crimea)

Ulama Besar Emirali Ablayev mengatakan etnis Tatar kembali ke ibu pertiwi setelah bertahun-tahun dideportasi. Namun dia menegaskan etnis Tatar tidak akan pergi dari Crimea meski situasinya saat ini begitu berat.

Populasi etnis Tatar mencapai 12 persen dari seluruh populasi Crimea. Etnis Tatar secara tegas menolak dan memboikot referendum Crimea pada 16 Maret lalu. Dalam referendum itu, sekitar 96 persen rakyat Crimea setuju lepas dari Ukraina dan bergabung dengan Federasi Rusia. (Baca: Rusia Perkuat Cengkeraman Militer di Crimea)

Etnis Tatar menderita di masa Uni Soviet dipimpin oleh Joseph Stalin. Etnis ini dipaksa meninggalkan wilayah Uni Soviet menuju Asia Tengah pada masa Perang Dunia II. Banyak warga Tatar yang tewas saat itu. Mereka tidak diizinkan kembali ke Crimea hingga akhir tahun 1980-an.

NATION | INTERFAX | MARIA RITA HASUGIAN

Berita terkait

Ukraina Buat Daftar Pria Tidak Bertanggung Jawab, Apa Maksudnya?

8 Februari 2018

Ukraina Buat Daftar Pria Tidak Bertanggung Jawab, Apa Maksudnya?

Ukraina membuat daftar elektronik nama-nama pria yang tidak bertanggung jawab menafkahi anaknya.

Baca Selengkapnya

Gudang Senjata Meledak di Ukraina, 30 Ribu Warga Dievakuasi

13 November 2017

Gudang Senjata Meledak di Ukraina, 30 Ribu Warga Dievakuasi

Gudang senjata di Ukraina meledak, menyebabkan satu orang perempuan cedera.

Baca Selengkapnya

Gudang Senjata Terbesar Ukraina Meledak, 30 Ribu Orang Dievakuasi

27 September 2017

Gudang Senjata Terbesar Ukraina Meledak, 30 Ribu Orang Dievakuasi

Sebelumnya, gudang senjata Ukraina juga meledak pada Maret lalu.

Baca Selengkapnya

Ukraina Jadi Tuan Rumah Kontes Lagu Eropa Eurovision-2017

8 Mei 2017

Ukraina Jadi Tuan Rumah Kontes Lagu Eropa Eurovision-2017

Menurut Kedutaan Besar Ukraina, negaranya tetap akan mengadakan kontes Eurovision-2017, di tengah perang "hibrid" dengan Rusia.

Baca Selengkapnya

Putri Pejabat Digigit Anjing Jadi Gunjingan di Media Sosial

8 Mei 2017

Putri Pejabat Digigit Anjing Jadi Gunjingan di Media Sosial

Putri seorang pejabat Ukraina berusia 6 tahun digigit anjing di wilayah Krimea, yang dicaplok Rusia.

Baca Selengkapnya

Anak Pejabat Ukraina Naik Helikopter ke Sekolah Dikritik Netizen  

21 Maret 2017

Anak Pejabat Ukraina Naik Helikopter ke Sekolah Dikritik Netizen  

Mantan pejabat tinggi di Kementerian Olahraga Ukraina menuai kritik di media sosial setelah mengantar anaknya ke sekolah menggunakan helikopter.

Baca Selengkapnya

Perang Ukraina Lawan Pemberontak, Warga Hidup tanpa Listrik  

5 Februari 2017

Perang Ukraina Lawan Pemberontak, Warga Hidup tanpa Listrik  

Bentrok senjata antara pasukan pemerintah dan pemberontak pro-Rusia mengakibatkan kerusakan infrastruktur.

Baca Selengkapnya

Presiden Ukraina Klaim 54 Persen Rakyat Ingin Gabung NATO  

2 Februari 2017

Presiden Ukraina Klaim 54 Persen Rakyat Ingin Gabung NATO  

Presiden Ukraina, Petro Poroshenko mengklaim 54 persen rakyatnya ingin Ukraina bergabung dengan NATO.

Baca Selengkapnya

Ukraina-Rusia Perang Terbuka, 13 Orang Tewas

2 Februari 2017

Ukraina-Rusia Perang Terbuka, 13 Orang Tewas

Ukraina dan Rusia terlibat perang terbuka di perbatasan, 13 orang tewas.

Baca Selengkapnya

Ukraina Sita Peluru Kendali Buatan Rusia untuk Iran

24 Januari 2017

Ukraina Sita Peluru Kendali Buatan Rusia untuk Iran

Ukraina menyita pesawat kargo berisi peluru kendali anti-tank buatan Rusia yang akan diterbangkan ke Iran.

Baca Selengkapnya