Krisman Siregar, ayah Firman Candra Siregar, penumpang pesawat Malaysia Airlines yang dinyatakan hilang, kemarin (8/3). Tempo/Sahat Simatupang
TEMPO.CO, Jakarta - Krisman Siregar dan Herlina Panjaitan, orang tua Firman Siregar, mengaku sedih mendengar kabar yang disampaikan Malaysia Airlines, baik melalui pesan pendek atau pun telepon. Ayah penumpang MH370 ini menerima telepon dari pemerintah Malaysia pada Senin, 24 Maret 2014 malam. Isi telepon itu menyatakan seluruh penumpang pesawat MAS MH370 tewas dan berada di selatan Samudra Hindia." Kami mencoba tidak percaya mendengar kabar itu," kata Krisman kepada Tempo, Selasa, 25 Maret 2014.(baca:Pesan Resmi Malaysia Airlines Soal MH370) dan (Baca: Pernyataan Lengkap PM Malaysia Soal MH370)
Tak lama seteleh telepon ditutup, kedua orang tua yang dirundung sedih itu menonton televisi. Perdana Menteri Najib Tun Razak mengumumkan analisis terbaru soal jatuhnya pesawat MAS MH370 di Samudra Hindia." Setelah tiga pekan menunggu, kami hanya mendapat kabar yang menambah panjang kesedihan. Kami masih tetap belum percaya dengan isi telepon dan pernyataan Perdana Menteri Malaysia itu," tutur Krisman. (baca: Kabar Duka Dikirim Via SMS, Keluarga Korban MH370 Histeris)
Sebelum pemerintah Malaysia dan manajemen Malaysia Airlines bisa membuktikan bangkai pesawat yang ditumpangi Firman ada di dalam Samudra Hindia, kedua orang tua Firman dan kerabatnya masih percaya Firman hidup dan berada di suatu tempat. (baca juga: Demo Kerabat Korban MH370: Pemerintah Malaysia Menipu Kami)
"Kami belum yakin Firman berada di Samudra Hindia. Saya dan ibu Firman menggangap saat ini anak kami Firman sedang bekerja di tempatnya bekerja, di Schlumberger, Cina," ujar Krisman sedih. (baca: Teori Goodfellow Soal Sebab Jatuhnya MH370 )
Krisman, yang terlihat lebih kurus dibanding saat Tempo mewawancarainya sehari setelah pesawat yang ditumpangi anaknya dinyatakan hilang pada Sabtu dinihari, 8 Maret 2014, mengaku diajak pemerintah Malaysia dan manajemen Malaysia Airlines untuk ke Australia." Tapi kami menolak," kata Krisman. Keluarga, menurut Krisman, masih menunggu bukti pesawat yang dinyatakan hilang itu memang berada di Samudra Hindia.
Firman Siregar, bungsu lima bersaudara anak Krisman Siregar dan Herlina Panjaitan, adalah salah satu penumpang Malaysia Airlines MH370, Sabtu dinihari, 8 Maret 2014 dari Kuala Lumpur menuju Beijing, Cina.
Firman berangkat ke Beijing karena mendapat panggilan kerja dari perusahaan Schlumberger di Cina. Namun, pesawat yang membawa Firman terbang ke Beijing tak pernah sampai di tujuan. Firman adalah alumnus Institut Teknologi Bandung Fakultas Teknik Elektro dan Informatika yang diterima bekerja oleh Schlumberger.