SIPRI: Impor Senjata Negara Asia Meningkat  

Reporter

Editor

Abdul Manan

Selasa, 18 Maret 2014 05:39 WIB

Kapal perang Inggris HMS Belfast dan Tower Bridge yang menjadi landmarks kota London diselimuti kabut pada pagi hari (11/12). dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Stockholm - Negara Asia Selatan dan Teluk memimpin tren kenaikan impor senjata secara global. Menurut data yang dirilis badan pengawas perdagangan senjata yang berbasis di Swedia, Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), Senin, 17 Maret 2014, secara keseluruhan, volume transfer internasional senjata konvensional utama tumbuh 14 persen antara 2004-2008 dan 2009-2013.

Volume impor senjata utama India meningkat sebesar 111 persen antara 2004-2008 dan 2009-2013, dan pangsa volume impor senjatanya secara internasional meningkat dari 7 persen menjadi 14 persen. Sementara itu, impor senjata utama Pakistan meningkat 119 persen.

Pemasok utama senjata ke India pada 2009-2013 adalah Rusia (yang menguasai 75 persen impor) dan Amerika Serikat (7 persen). Sebaliknya, impor senjata Pakistan dari AS pada periode yang sama adalah 27 persen. Cina juga merupakan pemasok utama senjata di wilayah ini, yang jumlahnya sekitar 54 persen dari impor senjata Pakistan dan 82 persen impor Bangladesh.

"Pasokan senjata Cina, Rusia, dan AS ke Asia Selatan didorong oleh pertimbangan ekonomi dan politik," kata Siemon Wezeman, peneliti senior dari SIPRI Arms Transfer Program. "Secara khusus, Cina dan Amerika Serikat tampaknya menggunakan pengiriman senjata ke Asia untuk memperkuat pengaruh mereka di wilayah tersebut."

Lima pemasok terbesar senjata utama selama periode 2009-2013 adalah Amerika Serikat (29 persen ekspor senjata global), Rusia (27 persen), Jerman (7 persen) , Cina (6 persen), dan Prancis (5 persen). Lima negara ini menyumbang 74 persen dari total volume ekspor senjata di seluruh dunia. Amerika Serikat dan Rusia bersama-sama menyumbang 56 persen dari volume ekspor senjata.

"Rusia telah mempertahankan tingkat tinggi ekspor senjata meskipun ada krisis di industri senjata dalam periode pasca perang dingin," kata Siemon Wezeman. Menurut SIPRI, pada 2009-2013 Rusia menjadi penyalur utama senjata untuk 52 negara. Ekspor paling signifikan Rusia pada 2013 adalah satu kapal induk ke India.

Impor senjata ke negara-negara Teluk juga meningkat 23 persen dari periode 2004-2008 ke 2009-2013, yang secara keseluruhan mencapai 52 persen dari impor ke Timur Tengah. Arab Saudi menjadi pengimpor senjata utama terbesar ke-5 di seluruh dunia pada 2009-2013, dibandingkan dengan pada 2004-2008 yang menempatkannya di peringkat ke-18.

Beberapa negara Teluk telah berinvestasi dalam sistem serangan jarak jauh dan sistem pertahanan udara dan rudal. Ini termasuk pesanan besar untuk pengiriman pesawat tempur dengan senjata yang dipandu dari Inggris dan Amerika Serikat.

AS, yang menyumbang 45 persen dari pengiriman senjata ke negara-negara Teluk, telah menandatangani serangkaian kesepakatan besar yang akan mempertahankan tingginya tingkat ekspor senjata ke negara-negara tersebut. "Pada 2013, untuk pertama kalinya, Amerika Serikat mengizinkan penjualan rudal jelajah jarak jauh ke negara-negara Teluk," kata Wezeman.

ABDUL MANAN

Berita Lainnya
PM Razak Sebut Pilot MH370 Sengaja Ubah Jalur
Mengapa Sinyal Darurat Malaysia Airlines Tak Aktif
9 Skenario Raibnya Pesawat Malaysia Airlines
Malaysia Airlines Terbang Rendah Hindari Radar
Ada 634 Landasan Cocok untuk Malaysia Airlines

Berita terkait

Brigadir RA Tewas dalam Alphard di Mampang, Kapolresta Manado: Keluarga Terima sebagai Kasus Bunuh Diri

1 hari lalu

Brigadir RA Tewas dalam Alphard di Mampang, Kapolresta Manado: Keluarga Terima sebagai Kasus Bunuh Diri

Brigadir Ridhal Ali Tomi ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala dalam Mobil Alphard di sebuah rumah Mampang. Polisi sebut sebagai bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Brigadir Ridhal Ali Tomi Tewas dengan Luka Tembak, Kepala RS Polri: Keluarga Sudah Menerima Kematiannya

1 hari lalu

Brigadir Ridhal Ali Tomi Tewas dengan Luka Tembak, Kepala RS Polri: Keluarga Sudah Menerima Kematiannya

Keluarga disebut telah melihat kondisi jenazah Brigadir Ridhal Ali Tomi di RS Polri Kramat Jati. Polisi menyebut Ridhal tewas bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: Perikhsa Siap Gelar 'Deffensive Shooting' pada Juli

3 hari lalu

Bamsoet: Perikhsa Siap Gelar 'Deffensive Shooting' pada Juli

Sebelum lomba digelar, peserta akan dibekali pengetahuan tentang teknik menembak, teknik bergerak, hingga teknik mengisi ulang peluru (reload magazine).

Baca Selengkapnya

Syarat dan Cara Kunjungi Narapidana di Berbagai Rutan, Tak Bawa Ponsel dan Dilarang Bercelana Pendek

17 hari lalu

Syarat dan Cara Kunjungi Narapidana di Berbagai Rutan, Tak Bawa Ponsel dan Dilarang Bercelana Pendek

Keluarga narapidana dapat mengunjungi di rutan atau lapas dengan berbagai ketentuan dan syarat. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain Tembak Mati 2 KKB Mimika, Satgas Operasi Damai Cartenz Sita Senjata Api

24 hari lalu

Selain Tembak Mati 2 KKB Mimika, Satgas Operasi Damai Cartenz Sita Senjata Api

"Tim juga berhasil mengamankan barang bukti berupa senjata api laras pendek jenis sig sauer," kata Satgas Operasi Damai Cartenz.

Baca Selengkapnya

Saat Hakim Memvonis Dito Mahendra 7 Bulan Penjara Tapi Memintanya Segera Dibebaskan dari Tahanan

24 hari lalu

Saat Hakim Memvonis Dito Mahendra 7 Bulan Penjara Tapi Memintanya Segera Dibebaskan dari Tahanan

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memvonis Dito Mahendra 7 bulan penjara dalam kasus kepemilikan senjata api ilegal.

Baca Selengkapnya

Dito Mahendra Divonis 7 Bulan Penjara, Hakim: Terdakwa Menyimpan Senjata Api dan Amunisi dengan Benar

24 hari lalu

Dito Mahendra Divonis 7 Bulan Penjara, Hakim: Terdakwa Menyimpan Senjata Api dan Amunisi dengan Benar

Dito Mahendra divonis 7 bulan penjara karena kepemilikan senjata api tanpa izin, tapi dia disebut menyimpan senjata dan amunisi dengan benar.

Baca Selengkapnya

Divonis 7 Bulan Penjara, Dito Mahendra Disebut Tetap Akan Mempertahankan Koleksi Senjata Apinya

24 hari lalu

Divonis 7 Bulan Penjara, Dito Mahendra Disebut Tetap Akan Mempertahankan Koleksi Senjata Apinya

Dito Mahendra divonis tujuh bulan penjara atas kepemilikan senjata api. Namun ia bebas karena masa penahanannya genap 7 bulan saat vonis dibacakan.

Baca Selengkapnya

Dito Mahendra Divonis 7 Bulan Penjara dalam Perkara Kepemilikan Senjata Api Ilegal

25 hari lalu

Dito Mahendra Divonis 7 Bulan Penjara dalam Perkara Kepemilikan Senjata Api Ilegal

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memvonis Dito Mahendra 7 bulan penjara. Lebih rendah dari tuntutan jaksa.

Baca Selengkapnya

Kronologi Kematian 1 Anggota TPNPB-OPM, Ini Penjelasan Polda Papua

33 hari lalu

Kronologi Kematian 1 Anggota TPNPB-OPM, Ini Penjelasan Polda Papua

WM telah masuk daftar pencarian orang (DPO) atas kasus penyerangan OPM terhadap pekerja proyek pembangunan Puskesmas Omukia pada Oktober 2023.

Baca Selengkapnya