Polisi melakukan olah TKP setelah terjadi serangan yang dilakukan kelompok bersenjata di di stasiun kereta Kunming, Yunnan, Cina (1/3). AP Photo
TEMPO.CO, Beijing - Setidaknya tiga orang tewas setelah insiden penusukan di Kota Changsha, Cina. Media setempat melaporkan insiden itu diperkirakan terjadi akibat pertengkaran yang melibatkan pedagang pasar, yang bergolak di wilayah barat jauh Xinjiang.
Media lokal Changsha Evening News melaporkan dalam Twitter Cina, Weibo, polisi menembak mati satu orang dan sudah menahan tersangka lainnya. Sebuah foto yang belum dapat diverifikasi dan beredar di dunia maya memperlihatkan beberapa potongan tubuh berserakan di jalan.
Mengutip polisi Changsha, radio lalu lintas di Provinsi Hunan menyebutkan salah satu tersangka dalam insiden tersebut bekerja sebagai penjual roti dan terlibat perdebatan dengan pelanggan.
Kantor berita resmi Xinhua mengatakan polisi telah mengepung lokasi dekat pasar makanan dan sekolah dasar di lingkungan Changsha utara. Namun belum ada informasi lanjutan yang bisa diketahui.
Pemerintah Cina masih resah setelah serangan penusukan massal di sebuah stasiun kereta api yang terletak di barat daya Kota Kunming dua pekan lalu, 1 Maret 2014, yang menyebabkan 29 orang tewas dan 140 orang terluka. Pemerintah menyalahkan serangan tersebut kepada militan dari Xinjiang, rumah besar bagi minoritas muslim Uighur.
Beijing tidak secara eksplisit menuduh muslim Uighur melakukan serangan di Kunming. Namun, dengan menyebut pelaku sebagai ekstremis Xinjiang, maka menjadi implikasi jelas tuduhan mengarah pada kelompok tersebut.
Kelompok muslim Uighur mengaku marah dengan perlakuan berbeda pemerintah Cina karena agama dan budaya mereka, meskipun pemerintah mengatakan kelompok Uighur telah diberi kebebasan yang luas.