TEMPO.CO, Damaskus - Presiden Suriah Bashar Al Assad mendadak muncul di keramaian, Rabu, 12 Maret 2014. Ia berkunjung ke tempat penampungan warga Suriah di Adra, sebelah timur laut Damaskus, ibu kota Suriah. Ini kunjungan pertamanya di luar Damaskus sejak Agustus lalu saat ia berkunjung ke kawasan kumuh di Daraya, salah satu benteng pertahanan para pemberontak anti-pemerintahan Assad.
Dia mendadak berkunjung ke Adra untuk melihat kondisi penduduk yang menjadi korban penembakan para pemberontak. Sebagian wilayah Adra dikuasai para pemberontak pada Desember lalu. Assad kemudian bersumpah untuk terus melawan para penembak yang membuat penduduk meninggalkan rumah mereka. (Baca: PBB: Suriah Tempat Paling Tak Aman Bagi Anak )
Kemunculan Assad di ruang publik tepat menjelang empat bulan sebelum masa pemerintahan Assad berakhir. Suriah akan menggelar pemilihan presiden 60-90 hari sebelum jabatan Assad sebagai presiden berakhir pada 17 Juli 2014. Assad menyatakan akan maju lagi dalam pemilihan presiden. Namun ia belum memberikan kepastian.
Foto-foto kunjungan Assad di Adra yang dirilis kantor kepresidenan menunjukkan Assad tengah berbicara dengan sejumlah perempuan, beberapa di antaranya sedang menggendong anaknya. Foto lainnya menunjukkan Assad meletakkan tangannya pada bahu seorang anak yang sedang tidur di atas matras.
"Pemerintahan akan menyediakan kebutuhan utama mereka yang tinggal di penampungan hingga mereka semua kembali ke rumah mereka, apakah itu di Adra atau di tempat lain," kata Assad, seperti dikutip televisi pemerintah.(Baca:Kemensos: Pengungsi Suriah Capai 5 Juta Jiwa )
Parlemen Suriah menggelar pertemuan pada Rabu, 12 September 2014, untuk membahas undang-undang pemilihan baru yang membolehkan para kandidat maju dalam pencalonan presiden dan membolehkan sistem politik terbuka di negara itu. Juga dibahas kemungkinan sistem multipartai di Suriah. Sebelumnya hanya ada satu partai, yakni Partai Baath, yang mengambil alih kekuasaan lewat kudeta pada 963. Namun belum jelas kapan para anggota parlemen itu akan memungut suara untuk mengesahkan undang-undang itu.