Pesawat Boeing 777-200ER Malaysia Airlines. AP/Kyodo News
TEMPO.CO, Hanoi - Sempat beredar kabar, pesawat Malaysia Airlines (MAS) yang hilang jatuh ke wilayah maritim Malaysia. Hal ini diungkapkan seorang perwira Angkatan Laut Vietnam. Pesawat yang membawa 239 penumpang itu belum ditemukan hingga saat ini.
Laksamana Ngo Van Phat mengatakan kepada Reuters bahwa pesawat mungkin telah jatuh di perairan Malaysia, 153 mil di lepas pantai Pulau Tho Chu, Vietnam. Kemungkinan yang diungkapkannya ini didasarkan pada kecepatan dan lokasi terakhir kontak pesawat.
Namun Angkatan Laut Vietnam membantah laporan itu, yang sebelumnya dimuat di media pemerintah Vietnam, yang menyebutkan pesawat sudah pasti jatuh di perairan itu.
Tho Chu adalah wilayah yang terletak di sebelah barat daya Vietnam selatan. Wilayah ini terletak dekat dengan Pulau Phu Quoc, salah satu tujuan wisata populer di Vietnam.
"Tim penyelamat Thailand dan Malaysia akan lebih baik menyiapkan upaya penyelamatan, dan kapal Angkatan Laut Vietnam di Pulau Phu Quoc siap untuk mendukung misi apa pun jika diminta," kata Laksamana Ngo Van Phat kepada Reuters.
Jumlah ini berubah karena maskapai itu salah mengartikan kode negara Indonesia dan India yang mirip. Kode negara Indonesia tercatat IDN, sedangkan India tercatat IND. Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata ada tujuh orang dengan kode negara IDN dan lima berkode negara IND.
"Kami salah artikan kode negara," kata Staf Media Hotline Malaysia Airlines Lincoln Lee saat dihubungi, Sabtu, 8 Maret 2014. Dengan demikian, daftar penumpang yang dirilis di situs resmi Malaysia Airlines pun berubah (Baca: 12WNIdiPesawatMalaysiaAirlinesyangHilang)
Ketujuh nama WNI tersebut adalah Siregar Firman Chandra, Suadaya Herryindra, Sugianto Lo, Suadaya Ferry Indra, Tanurisam Indrasuria, Vinny Chynthyatio, dan Wang Willysurijanto.
Dalam akun Twitter-nya, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menulis "Harapan yang menggunung". Setelah melalui jalan panjang, akhirnya koalisi oposisi dideklarasikan secara resmi dengan logo bertulisan "HARAPAN", yang huruf "A" keempat berupa anak panah Arjuna- tokoh dalam kisah epik Mahabarata. Dengan pilihan ini, metamorfosis Pakatan Rakyat, partai oposisi Malaysia, membayangkan pemilihan umum yang akan datang sebagai arena perang melawan Karna, yakni Barisan Nasional- partai berkuasa sekarang.